“Seru juga sih, cuma megang satu restoran ayam, tapi dampaknya cukup besar. Mereka kan punya 600 gerai,” Agung berseru senang. “Karena kami megang satu brand yang besar, yang lain jadi ikut-ikutan.”
Artikel ini adalah bagian dari sinergi inisiatif Lestari KG Media #SayaPilihBumi #SisirPesisir dengan media National Geographic Indonesia, Initisari, Infokomputer, dan GridOto.
Agung memaparkan saat ini DCA telah memiliki empat pilar program: Marine Debris Research, Campaign & Workshop, Community Development, serta CSR & EPR Facilitator.
“Kalau cuma mulung [sampah] doang kan nggak akan selesai masalahnya. Jadi harus ditambah dengan edukasi dan sebagainya,” ujar Agung.
Dia juga menekankan pentingnya perubahan perilaku manusia di darat untuk mengurangi pembuangan sampah ke laut. Sebab, sebagian besar sampah di laut merupakan sampah yang berasal dari darat.
Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) pernah menegaskan bahwa 80% sampah di laut Indonesia berasal dari daratan. Selain itu, mereka juga menyampaikan bahwa jenis sampah terbanyak di laut Indonesia adalah sampah plastik (30%).
Jadi, Agung menegaskan, sangat penting mendorong masyarakat di daratan untuk mengubah perilaku mereka. Menghindari atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan produk berkemasan adalah salah satu contohnya.
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR