Namun jika Heracles memang putra Aleksander Agung, ia tidak bisa segera memimpin kerajaan karena usianya yang sangat muda.
Tanggal pasti kelahiran Aleksander IV tidak diketahui, tetapi diperkirakan pada akhir tahun 323 atau awal tahun 322 Sebelum Masehi.
Setelah lahir, bayi laki-laki itu dipersembahkan kepada tentara Makedonia dan menjadi Raja Aleksander IV, bersama dengan pamannya Arrhidaeus.
Segera menjadi jelas bahwa kelangsungan hidup kerajaan akan bergantung pada para jenderal Aleksander.
Diadochi adalah jenderal dengan ambisi tinggi, yang menginginkan bagian dari kerajaan.
Meski menjadi raja, Aleksander IV dan wakil penguasanya tidak memiliki kekuatan apa-apa.
Ia hanya pion dalam krisis suksesi yang diperjuangkan diadochi. Selain wakil penguasa, ada prostat atau bupati yang mewakili keduanya.
Dalam praktiknya, Perdiccas adalah yang memiliki kekuatan dan kendali paling besar, sebuah fakta yang tidak luput dari diadochi lainnya. Setelah kelahiran Aleksander IV, Perdiccas secara efektif menjadi prostat para raja.
Di bawah kekuasaan Perdiccas
Perdiccas bekerja dengan cepat untuk mengonsolidasikan kekuatannya. Ambisinya adalah untuk menegaskan kendali atas seluruh kerajaan Aleksander, dengan dalih melayani raja.
Diadochi lain berupaya membangun kendali mereka sendiri, dan, akhirnya, bangkit sebagai penguasa.
Peristiwa simbolis dan strategis yang dapat membantu Perdiccas mengonsolidasikan kekuasaannya adalah pemakaman Aleksander Agung.
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR