Memang, perbatasan Kerajaan Yerusalem sangat tidak jelas, terutama antara kerajaan dan wilayah di sekitar Damaskus.
Pada setiap kota yang menguasai benteng di wilayah itu, mencoba memaksakan kekuasaan mereka di tanah sekitar itu. Politik regional dari berbagai negara Muslim dan kota-kota semi-independen menambah ketidakstabilan.
Damaskus, khususnya, ingin tetap merdeka dari Dinasti Ayyubiyah Mesir (1171-1260 M) dan terkadang mengadakan gencatan senjata dan bersekutu dengan Kerajaan Yerusalem.
Kerajaan baru ini menarik sejumlah kecil pemukim dari barat, yang didorong oleh pemberian tanah selama 10% dari hasil bumi mereka diberikan kepada penguasa setempat.
Para petani yang sudah lama berdiri diizinkan untuk mempertahankan tanah mereka oleh kaum Frank, tetapi harus menyumbangkan apa pun hingga sepertiga dari hasil panen mereka.
Untuk beberapa komoditas, mereka harus menyerahkan setengahnya kepada penguasa Frank baru mereka. Komoditas itu seperti zaitun dan anggur.
Pedagang juga datang, dari negara bagian Venesia, Genoa, dan Pisa Italia, khususnya. Meskipun angka kematian yang tinggi terutama di antara bayi, membuat populasi Kristen lokal tidak tumbuh secara signifikan.
Ada banyak peziarah juga yang membayar pajak untuk hak istimewa dan membeli suvenir seperti daun palem dan buku panduan tempat suci. Beberapa peziarah juga bertugas sementara di pasukan yang melindungi ibu kota.
Namun, situasinya adalah bahwa Kerajaan Yerusalem selalu bergantung pada dukungan Kristen Barat apakah itu berupa orang, uang, atau senjata.
Maka, negara-negara Pasukan Salib bukanlah koloni dalam pengertian istilah modern, di mana tanah yang jauh dieksploitasi untuk sumber daya yang menguntungkan tanah air.
Selain itu, juga tidak ada migrasi besar-besaran ke wilayah baru, ciri khas lain dari kolonisasi.
Sebaliknya, negara bagian mendapat manfaat dari masuknya beberapa pemukim dan Pasukan barat. Mereka ini adalah yang tidak teratur berpartisipasi dalam sejarah perang salib dan kemudian pulang, seperti halnya para peziarah Kristen pada masa itu.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR