Salah satu teknik utama yang digunakan oleh samurai dalam pertempuran adalah "draw cut" atau "iai" yang melibatkan penarikan katana dari sarungnya dengan cepat dan membuat satu potongan sebelum mengembalikan bilahnya ke sarungnya. Teknik ini sering digunakan sebagai serangan mendadak terhadap lawan yang tidak siap dan sangat efektif.
Baju Zirah
Baju zirah kesatria biasanya terdiri dari beberapa komponen, termasuk helm, pelindung dada, pauldron (pelindung bahu), sarung tangan, greaves (pelindung kaki), dan sabaton (pelindung kaki).
Baju besi itu dirancang untuk menutupi tubuh sebanyak mungkin sambil tetap memungkinkan kesatria bergerak dan bertarung secara efektif. Kemudian memberikan perlindungan terhadap berbagai senjata, termasuk pedang, kapak, dan tombak.
Pelat logam sangat efektif dalam membelokkan pukulan, sementara surat berantai menawarkan perlindungan terhadap senjata tajam seperti panah dan belati.
Namun, baju besi tidak mudah rusak, dan para kesatria masih menderita luka dalam pertempuran. Pukulan dari senjata berat masih bisa menyebabkan cedera atau menjatuhkan kesatria, dan baju besi bisa ditembus dengan ujung tombak atau ujung panah.
Selain itu, baju zirah berat dan bisa melelahkan untuk dipakai, terutama di cuaca panas.
Baju besi yang dikenakan oleh samurai Jepang, yang dikenal sebagai "o-yoroi", dirancang untuk memberikan perlindungan dalam pertempuran. Terdiri dari beberapa lapisan bahan, termasuk kulit, logam, dan sutra, yang memberikan perlindungan terhadap berbagai senjata dan serangan.
Armor samurai terdiri dari beberapa komponen, antara lain helm, pelindung dada, pelindung bahu, pelindung lengan, pelindung paha, dan pelindung tulang kering. Helm, atau "kabuto", terbuat dari logam dan melindungi kepala dari pukulan langsung. Pelindung dada, atau "do", menutupi batang tubuh dan terbuat dari beberapa pelat logam yang diikat dengan tali sutra.
Seperti kesatria, baju zirah menawarkan perlindungan yang signifikan dan memiliki beberapa keterbatasan seperti berat dan bisa melelahkan untuk dipakai dalam waktu lama, terutama di cuaca panas.
Selain itu, beberapa area tubuh seperti punggung dan leher tidak terlindungi dengan baik sehingga rentan terhadap serangan.
Kesimpulannya, sulit untuk menentukan siapa yang menang dalam pertarungan antara kesatria abad pertengahan dan samurai Kekaisaran Jepang. Kedua kelompok adalah pejuang terampil yang memiliki senjata, baju besi, dan taktik unik masing-masing.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR