Para penulis menulis bahwa lingkungan yang memburuk "akan menantang kelompok kecil pemburu-pengumpul, ditambah dengan kemungkinan bahwa hominin awal tidak memiliki insulasi lemak yang cukup," katanya.
"Dan sarana untuk membuat api, pakaian yang efektif, atau tempat berlindung, yang mengarah pada ketahanan populasi yang jauh lebih rendah."
Paleoantropolog Michael Petraglia, direktur Pusat Evolusi Manusia Australia di University of Griffith di Brisbane, mengatakan hasil penelitian baru itu "masuk akal."
"Bukti lingkungan, fosil, dan arkeologi sangat cocok untuk pengabaian regional, dan bahkan mungkin kepunahan populasi (manusia) awal," katanya kepada Live Science.
Petraglia tidak terlibat dalam penelitian tersebut, namun dia mencatat relevansinya dengan studi modern tentang perubahan iklim.
“Ini adalah kisah tentang bagaimana variabilitas iklim memiliki efek mendalam pada populasi hominin di masa lalu," katanya.
"Dengan implikasi bagi seluruh umat manusia saat ini yang menghadapi peristiwa cuaca ekstrem dan perubahan ekosistem."
Sustainability: Kerap jadi Limbah, Kulit Buah Kakao Ternyata Bisa Hasilkan Antioksidan
Source | : | Live Science,Science |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR