Nationalgeographic.co.id—Nefertiti adalah seorang ratu Mesir kuno dan istri Firaun Akhenaten, yang memerintah Mesir pada dinasti ke-18 pada abad ke-14 SM. Namanya berarti 'yang cantik telah datang', sering disebut-sebut sebagai bukti kecantikan legendarisnya dalam sejarah Mesir kuno.
Nefertiti terkenal karena pengaruh politik dan keterlibatannya dalam revolusi agama pada masanya menjadikannya salah satu tokoh paling makhenatenenarik dan penuh teka-teki dalam sejarah Mesir kuno.
Dari patung ikonik yang menyerupai dirinya hingga misteri seputar tahun-tahun terakhirnya, kisah Nefertiti telah menarik perhatian para sejarawan, seniman, dan cendekiawan. Tapi siapa Nefertiti yang sebenarnya, dan kenapa dia tiba-tiba menghilang tanpa jejak?
Ia secara luas dianggap sebagai salah satu ratu paling berkuasa dan berpengaruh dalam sejarah Mesir, dan pemerintahannya menandai periode perubahan budaya dan agama yang signifikan di Mesir kuno.
Dalam catatan sejarah Mesir kuno, ia menikah dengan Akhenaten, yang saat itu dikenal sebagai Amenhotep IV. Pasangan ini memerintah bersama dari sekitar tahun 1353 SM hingga 1336 SM. Selama masa pemerintahan mereka menerapkan gaya religius dan artistik baru yang radikal yang menekankan pemujaan terhadap piringan matahari, Aten, sebagai dewa tertinggi.
Salah satu teori menyatakan bahwa Nefertiti lahir di Mesir dan berasal dari keluarga bangsawan. Ada kemungkinan bahwa ayahnya adalah seorang pejabat tinggi di istana Amenhotep III, dan ia dibesarkan dalam keluarga kerajaan.
Teori ini didukung oleh fakta bahwa Nefertiti menikah dengan firaun Akhenaten, hal yang tidak mungkin terjadi jika dia bukan keturunan bangsawan.
Selain itu, Nefertiti digambarkan dalam sejumlah relief dan patung Mesir sebagai seorang ratu dengan hiasan kepala yang anggun, yang merupakan simbol kebangsawanan.
Teori lain menyatakan bahwa Nefertiti adalah seorang putri asing yang menikah dengan keluarga kerajaan. Beberapa ahli berpendapat bahwa dia mungkin berasal dari Mitanni, sebuah kerajaan yang terletak di Suriah modern, atau dari kerajaan Het di Anatolia.
Ada kemungkinan juga bahwa pernikahannya dengan Akhenaten merupakan aliansi politik antara Mesir dan kekuatan asing, yang merupakan hal biasa di zaman kuno.
Teori ketiga menyatakan bahwa Nefertiti bukanlah keturunan bangsawan, melainkan berasal dari keluarga biasa. Teori ini didasarkan pada fakta bahwa tidak ada bukti bahwa keluarganya menonjol sebelum menikah dengan Akhenaten dalam catatan sejarah Mesir kuno.
Namun, penting untuk dicatat bahwa peran perempuan di Mesir kuno sering kali diremehkan dalam catatan resmi, yang mungkin berkontribusi pada kurangnya informasi tentang keluarganya.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR