Nationalgeographic.co.id—Cerberus adalah anjing penjaga dunia bawah berkepala tiga dalam mitologi Yunani. Tugas Cerberus adalah menjaga pintu masuk dunia bawah dan memisahkan yang hidup dari yang mati.
Deskripsi anjing menakutkan ini berbeda-beda menurut mitos yang berbeda, tetapi Cerberus biasanya digambarkan memiliki tiga kepala. Ekor yang menyamar sebagai ular, dan ular yang menonjol dari berbagai bagian tubuhnya.
Kisah Cerberus dalam mitologi Yunani yang paling terkenal adalah Pekerjaan kedua belas Heracles (Latin: Hercules). Berbagai pecahan tembikar Yunani kuno yang menggambarkan Cerberus dan Heracles pun masih ada hingga saat ini.
Tidak hanya itu, bahkan patung anjing Yunani dan Romawi bersama tuannya, dewa dunia bawah Hades, juga masih diabadikan hingga saat ini.
Cerberus dalam mitologi Yunani
Deskripsi Cerberus sangat bervariasi menurut versi-versi yang berbeda. Meskipun penggambaran tipikal menggambarkan Cerberus sebagai anjing berkepala tiga, hal ini tidak berubah.
Cerberus memiliki garis keturunan kerabat berkepala banyak. Ayahnya adalah Typhon yang bersurai ular, dan di antara saudara-saudaranya ada Lernaean Hydra, seekor ular berkepala banyak.
Kemudian ada Orthrus, seekor anjing berkepala dua yang menjaga ternak Geryon dan Chimera, dengan wajah tripartitnya – singa, kambing, dan ular.
Sementara Cerberus, sesuai dengan kerabatnya, juga memiliki kepala banyak. Cerberus memiliki kepala tiga, dengan sedikit pengecualian ikonografi, studi tentang simbol-simbol dan representasi visual dalam seni, budaya, dan sejarah.
Penyebutan tekstual paling awal tentang Cerberus muncul dalam Theogony karya Hesiod, dengan anjing tersebut digambarkan sebagai “Cerberus yang memakan daging mentah, anjing Hades yang bersuara kurang ajar, berkepala lima puluh, tak kenal lelah dan kuat.”
Menurut Pindar, Cerberus memiliki seratus kepala yang lebih mengesankan. Namun, penulis selanjutnya cenderung memberi Cerberus hanya tiga kepala.
Yang menarik adalah versi Latin Horace. Dalam versi itu, Cerberus digambarkan dengan kepala anjing tunggal yang disandingkan dengan seratus kepala ular.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR