Kekhalifahan Fatimiyah (909-1171 M) bermarkas di Mesir dan sangat bergantung pada pasukan tentara bayaran.
Namun kekayaan mereka yang besar memastikan mereka dapat mengerahkan pasukan infanteri yang cukup terlatih dan berperalatan lengkap dalam jumlah besar, termasuk kontingen pemanah Sudan.
Kavaleri biasanya terdiri dari campuran orang Arab, Badui, dan Berber yang memegang pedang. Pasukan Fatimiyah mungkin adalah yang terbaik di dunia Peradaban Islam pada saat itu.
Namun mereka tertinggal dibandingkan Pasukan Salib dalam hal senjata, baju besi, dan taktik. Kelemahan itu nantinya akan diperbaiki oleh penerus mereka, Dinasti Ayyubiyah.
Dinasti Ayyubiyah
Dinasti Ayyubiyah (1171-1260 M) dibentuk oleh pemimpin besar Muslim Saladin, Sultan Mesir dan Suriah (memerintah 1174-1193 M).
Ia membentuk dinasti dengan mengambil alih pasukan Fatimiyah, Saladin meningkatkan efisiensi dan memilih sekitar 1.000 prajurit Kurdi dan Mamluk.
Mereka dilatih sebagai pasukan elite utamanya, yang telah dilatih sejak masa kanak-kanak dan memiliki hubungan yang sangat kuat dengan pelatih-komandan mereka.
Ada juga sejumlah besar prajurit budak Turki Kipchak yang diambil dari padang rumput Rusia. Sisa tentara terdiri dari pasukan yang dipungut dari gubernur regional di seluruh kerajaan Ayyubiyah di Mesir, Suriah dan Jazira (Irak utara).
Infanteri Shalahuddin sangat terkenal karena disiplinnya, suatu ciri yang pada waktu itu biasanya hanya dikaitkan dengan unit kavaleri elite.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR