Sebagaimana telah disebutkan, Mamluk merupakan bagian penting dari pasukan Ayyubiyah dan mereka menjadi sangat ahli dalam peperangan.
Sehingga mereka menggulingkan penguasa mereka pada pertengahan abad ke-13 M dan membentuk Kesultanan Mamluk (1250-1517 M).
Mereka mempekerjakan tentara bayaran seperti Badui, Turki, Armenia, dan Kurdi dalam pasukan mereka yang begitu besar sehingga Pasukan Salib menjadi sangat waspada terhadap pertempuran secara langsung.
Kavaleri Mamluk sering kali mengenakan helm logam berukir ayat-ayat Al-Qur'an, mengenakan rantai di bagian bawah wajah mereka, dan membawa perisai berbentuk layang-layang.
Ciri menarik lainnya dari pasukan lapangan Mamluk adalah banyaknya korps musisi yang memainkan terompet dan genderang yang berkontribusi menciptakan kepanikan di antara musuh, terutama kuda mereka.
Pengawal pribadi sultan memiliki kelompok sendiri yang terdiri dari 4 pemain oboe (hautbois), 20 pemain terompet, dan 44 penabuh genderang.
Bangsa Moor menguasai sebagian besar bagian selatan Iberia. Mereka menghadapi Pasukan Salib Reconquista dengan taktik serang dan lari yang mereka sukai.
Mereka menggunakan kavaleri bersenjata ringan yang senjata pilihannya adalah tombak dan lembing. Bahkan pasukan infanteri, yang biasanya berada di garis depan suatu unit, telah melempar lembing sementara sisanya dipersenjatai dengan tombak panjang.
Berber membawa perisai khas berbentuk hati, adarga, sedangkan kavaleri Moor memiliki perisai berbentuk layang-layang yang mirip dengan rekan-rekan mereka di Eropa.
Pada akhir abad ke-14 M, musuh baru diidentifikasi sebagai target sah Perang Salib, yaitu Kekaisaran Ottoman.
Kekaisaran Ottoman memiliki dua unit elite yang penting. Pengawal Janissari adalah korps pemanah infanteri yang dibentuk dari wajib militer Kristen yang diberi pelatihan militer sejak kecil.
Kedua, elite sipahis adalah unit kavaleri yang anggotanya dijanjikan hak atas perkebunan dan pendapatan pajak atas keberhasilan apa pun di medan perang.
Kekaisaran Ottoman juga menggunakan senjata mesiu dari abad ke-15 Masehi. Beberapa meriam mereka berukuran panjang 9 meter (30 kaki) dan mampu menembakkan bola seberat 500 kilogram (1100 lbs) dalam jarak 1,5 km (1600 yard).
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR