Ashikaga Yoshiharu menjadi shogun di Kekaisaran Jepang
Shogun Jepang ke-11 ini memiliki dua putra kandung dan ketika dia meninggal, sudah jelas siapa yang harus memimpin. Namun, putra tertuanya Ashikaga Yoshitane mengasingkan diri ke Pulau Awaji dan melepaskan tanggung jawabnya. Inilah sebabnya mengapa putra bungsunya, Ashikaga Yoshiharu mengambil alih kekuasaan.
Ashikaga Yoshiharu memiliki harapan yang lebih baik pada shogun dan menginginkan perubahan dalam pemerintahan. Ketika Hosokawa Takakuni dikalahkan oleh Miyoshi Nagamoto dan Hokoawa Harumoto, semua orang mengira Shogun akhirnya akan memiliki kekuatan. Namun, Ashikaga Yoshiharu diusir dari Kyoto hanya 2 tahun setelah pemberontakan. Dia terpaksa “memerintah” kekaisaran di pengasingan.
Ashikaga Yoshiharu membuat gencatan senjata dengan Miyoshi dan Harumoto dan berusaha kembali ke ibu kota. Namun kemudian, ketika dia menginginkan kendali, dia kembali keluar dari Kyoto.
Kehilangan semua harapan untuk kendali dan kekuasaan, dan lelah berada di pengasingan, Yoshiharu mengundurkan diri dari posisinya sebagai shogun. Hal ini membuka jalan bagi putranya untuk menjadi shogun.
Shogun yang memerintah di pengasingan
Ashikaga Yoshiteru baru berusia 11 tahun ketika ia menjadi shogun Jepang ke-13. Pengunduran diri ayahnya telah melambungkan anak muda ini ke dalam kepemimpinan yang dipaksakan. Namun jabatannya itu hanyalah gelar kosong semata.
Yang menarik adalah ia diproklamasikan sebagai shogun saat berada di pengasingan. Kondisi ini menjadi kesempatan sempurna bagi Harumoto dan Miyoshi untuk memerintah menggantikan shogun muda.
Beberapa tahun setelah putranya menjadi shogun di pengasingan, Yoshiharu membuat gencatan senjata dengan Harumoto. Tujuannya, supaya keluarganya dapat kembali ke Kyoto. Namun, Miyoshi Nagayoshi mengkhianati Harumoto ketika ia memihak Hosokawa Ujitsuna. Akhirnya, Yoshiteru dan Yoshiharu disingkirkan dari ibu kota.
Yoshiharu meninggal di pengasingan. Saat beberapa tokoh melawan Ashikaga Yoshiteru, mereka berencana untuk membunuhnya. Namun, mereka takut akan konsekuensi membunuh seorang shogun. Karena itu, Ashikaga Yoshiteru pun dikembalikan ke ibu kota. Namun kali ini, Yoshiteru sudah menerima nasibnya hanya sekadar nama di atas kertas.
Kontroversi di balik kematian Ashikaga Yoshiteru
Beberapa dokumentasi mengindikasikan bahwa Yoshiteru dibunuh. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa dia bunuh diri. Yang jelas, shogun muda itu tidak meninggal secara wajar dan ada motif tersembunyi di balik pemerintahan sepupunya sebagai shogun.
Source | : | Yabai.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR