Ada 48 festival, dengan bulan yang disusun berdasarkan Kalends (hari pertama setiap bulan), Ides (tanggal 13 atau 15), dan Nones (9 hari mundur dari Ides).
Kalender pra-Julius ini memiliki 355 hari dan karenanya harus disesuaikan secara berkala melalui metode yang disebut interkalasi. Interkalasi adalah penyisipan hari kabisat, minggu, atau bulan dalam beberapa tahun kalender untuk membuat kalender mengikuti fase musim atau bulan.
Asal-usul perayaan ulang tahun di Kekaisaran Romawi
Pada pertengahan hingga akhir Republik Romawi, tanggal 21 April 753 Sebelum Masehi diakui sebagai hari lahir Roma. Hari lahir Roma dirayakan bersamaan dengan Parilia, sebuah festival untuk menjamin kesehatan ternak dan ternak. Saat Kaisar Hadrian berkuasa, Parilia ini secara resmi berganti nama menjadi Natalis Urbis atau hari lahir kota.
Seperti banyak peradaban lainnya, bangsa Romawi senang merayakan permulaan sesuatu, yang disebut dies natalis (hari lahir). Kuil, kota, dan masyarakat sering kali dikenang karena hari lahirnya.
Di Kekaisaran Romawi, mencapai usia 1 tahun adalah sebuah prestasi bagi seorang anak. Seperti yang ditulis oleh Kathryn Argetsinger, ulang tahun dalam pola pikir orang Romawi lebih mirip dengan perayaan keagamaan.
Perayaan ulang tahun di Kekaisaran Romawi
Setiap hari lahirnya, orang Romawi mempersembahkan kurban bagi dewa. Dewa ini melindungi seseorang selama setahun. Maka, perlindungan tersebut perlu ditingkatkan setiap tahun melalui pemberian kurban.
Pesta ulang tahun merupakan perpaduan utama antara tradisi agama dan persahabatan. Di hari lahirnya, orang Romawi mempersembahkan kurban, membakar dupa, kue ritual dibuat dan dimakan, dan jubah putih dikenakan. Semua itu merupakan tradisi Romawi, bukan tradisi Yunani kuno.
Di era Kekaisaran Romawi, orang yang berulang tahun jauh lebih murah hati dibandingkan mereka yang menghadiri perayaan tersebut. Perayaan ulang tahun Romawi terjadi di lingkungan di mana hubungan sosial dan praktik keagamaan bersinggungan.
Romawi adalah masyarakat agraris yang menggunakan festival untuk merayakan kehidupan hewan, tanaman, dan manusia. Karena itu, anak-anak dan orang dewasa pun turut dirayakan kehidupannya.
Ulang tahun para kaisar tentu saja merupakan upacara publik di Kekaisaran Romawi. Seringkali hari kelahiran kaisar dikaitkan dengan dies natalis kuil dewa tertentu. Misalnya, 23 September adalah tanggal lahir Augustus, yang juga menjadi hari lahir Kuil Apollo di Lapangan Mars.
Kue madu populer di zaman Yunani dan Romawi kuno. Kue ini juga dikaitkan dengan festival tertentu, misalnya selama hari raya Romawi Liberalia, para pendeta membuat kue madu sebagai persembahan.
Masyarakat di Kekaisaran Romawi menyukai anggur dan banyak meminumnya. Anggur biasanya diencerkan dengan air. Dan tergantung pada jenis anggurnya, terkadang dicampur dengan madu dan rempah-rempah.
Seiring dengan berjalannya waktu, tradisi perayaan hari lahir di Kekaisaran Romawi pun mengalami perubahan.
Source | : | Forbes,Imperium Romanum |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR