Mereka membangun kembali tembok Hexamilion kuno. Tembok tersebut melindungi semenanjung dari serangan luar. Kemudian pada tahun 1444-1446, Constantine secara pribadi memimpin serangan militer ke Yunani Tengah dan Thessaly. Serangan militer itu dilakukan sebagai upaya memperluas kekuasaan Kekaisaran Bizantium lebih jauh ke Yunani.
Kekaisaran Bizantium sedang mengalami kemunduran ketika Constantine diangkat menjadi kaisar pada tanggal 6 Januari 1449. Di saat yang sama, Kekaisaran Ottoman sedang bangkit dan mengambil alih wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Bizantium.
Constantine melakukan upaya untuk menyatukan Gereja Ortodoks dengan Gereja Katolik. Ia berharap umat Katolik dapat memberikan bantuan militer untuk menghentikan kemajuan Kekaisaran Ottoman. Namun sayangnya, siasat tersebut tidak membuahkan hasil.
4 tahun setelah mengambil alih kekuasaan di Bizantium, Constantine Palaiologos dipanggil untuk melawan pengepungan ketiga Konstantinopel oleh Kekaisaran Ottoman. Pengepungan dimulai pada tanggal 15 April 1453. Serangan Ottoman berakhir dengan jatuhnya kota tersebut pada tanggal 29 Mei di tahun yang sama.
Pertempuran terakhir dan kematian Constantine XI Palaiologos
Constantine menyadari bahwa ia tidak memiliki kekuatan militer yang cukup untuk mencegah penaklukan Konstantinopel oleh pasukan Mehmed sang Penakluk.
Sesaat sebelum musim gugur, Palaiologos mengunjungi Hagia Sophia, di mana dia menerima Komuni Kudus. Dia kemudian mengucapkan selamat tinggal terakhirnya kepada keluarganya sebelum berangkat berperang.
Ketika pasukan Ottoman menyerbu kota, beberapa orang menyarankan Palaiologos melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya.
Namun, kesaksian mengatakan dia bersikeras untuk tetap tinggal dan berjuang sampai akhir yang pahit. Dia terbunuh dalam pertempuran, kemungkinan dipenggal oleh tentara Ottoman.
Dikatakan bahwa Mehmed II memerintahkan pencarian jenazahnya. “Ketika ditemukan, dia berduka dan menguburkan jenazah musuhnya itu,” tambah Chrysopoulos. Namun makam Palaiologos tidak ditemukan di Konstantinopel.
Makam Constantine XI Palaiologos yang “hilang”
Source | : | Greek Reporter |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR