Tingkat melek huruf meningkat pada abad ke-15, dan seiring dengan berkembangnya mesin cetak, semakin banyak buku yang tersedia. Tindakan membaca sendiri untuk kesenangan pribadi menjadi lebih umum dan ini mengubah cara penulis menulis.
Le Morte D'Arthur karya Thomas Malory (ditulis tahun 1469, diterbitkan tahun 1485) adalah novel paling awal di barat.
Novel itu adalah sebuah karya yang ditulis untuk pembaca individu dengan lapisan makna dan simbolisme pribadi. Nantinya novel ini menjadi landasan bagi perkembangan novel sebagaimana diakui dalam hari ini.
Perkembangan
Sastra vernakular abad pertengahan berkembang secara alami dari cerita rakyat yang merupakan cerita yang dibacakan, mungkin dengan pendongeng memerankan bagian-bagian yang berbeda di hadapan penonton.
Sastra Abad Pertengahan dari Inggris dimulai dengan Beowulf (abad ke-7-10) yang tidak diragukan lagi merupakan cerita yang diketahui jauh lebih awal. Sastra ini disebarkan secara lisan hingga ditulis.
Pola perkembangan yang sama juga terjadi pada literatur negara-negara lain. Pendongeng akan mengumpulkan penonton dan menampilkan kisahnya.
Biasanya dengan variasi berdasarkan penontonnya, dan anggota penonton tersebut kemudian akan menceritakan kembali cerita tersebut kepada orang lain.
Sastra abad pertengahan yang ditulis awal sebagian besar berupa legenda atau cerita rakyat yang dituangkan dalam sebuah halaman, bukan dibacakan.
Tetapi pendongeng masih perlu mengumpulkan dan menahan audiensi dan menulis dalam bahasa sehari-hari agar dapat dipahami dan dalam ukuran puisi untuk diingat.
Puisi, dengan irama yang teratur, jauh lebih melekat di pikiran daripada prosa. Puisi akan tetap menjadi media pilihan untuk ekspresi artistik sepanjang sejarah Abad Pertengahan.
Prosa Latin, kecuali dalam beberapa kasus luar biasa, disediakan untuk pembaca agama dan ilmiah. Untuk hiburan dan pelarian dari kehidupan sehari-hari, orang-orang mendengarkan pendongeng membacakan kitab syair yang bagus.
Source | : | World History Encyclopedia |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR