Nationalgeographic.co.id—Dalam kurun waktu yang panjang para dewa-dewi telah dipuja, disembah, dan ditakuti oleh manusia. Mitologi kuno dari seluruh dunia penuh dengan dewa-dewi yang menanamkan rasa kagum dan takut di hati para pengikutnya.
“Makhluk-makhluk yang kuat ini, sering kali merupakan perwujudan kekuatan dasar alam dan eksistensi manusia, yang memegang kekuasaan atas kehidupan dan kematian, perang dan perdamaian, kekacauan dan keteraturan,” tulis Aleksa Vuckovic, pada laman Ancient Origins.
Dewa-dewi sering kali membuat kita kagum sekaligus ketakutan. Hal ini mencerminkan sifat mitologi kuno yang kompleks dan beraneka ragam.
Zeus, Dewa Petir Mitologi Yunani
Zeus, raja para dewa Yunani, memerintah dengan penuh kekuasaan dari singgasananya yang tinggi di Gunung Olympus. Petir dan kendali atas cuaca membuatnya menjadi dewa yang tangguh dan sering kali murka.
“Rakyat percaya bahwa mereka bergantung pada belas kasihannya agar panen mereka gagal atau berhasil, dan dengan demikian bekerja ekstra keras untuk menenangkannya,” kata Aleksa.
Sebagai penguasa Gunung Olympus, Zeus memimpin jajaran dewa dan dewi, membuat keputusan penting dan menjaga ketertiban di antara para dewa. Hal ini adalah faktor lain yang membuatnya menjadi dewa yang dihormati di Yunani kuno.
Menurut Aleksa, Zeus adalah dewa yang kompleks, ia dikenal karena kebijaksanaannya dan sifatnya yang cepat marah.
“Dia bisa menjadi adil dan jujur dalam penilaiannya, tetapi juga bisa menjadi impulsif dan pendendam ketika marah,” jelas Aleksa.
Thor Mitologi Nordik
Thor, dewa petir Nordik, dikenal karena palu perkasanya yang tak tertandingi, Mjolnir. Ia membela para dewa dari para raksasa dan ancaman lainnya
Cukup sering, Thor digambarkan sebagai dewa yang jenaka dan lucu. Namun demikian, dia ditakuti di seluruh dunia, baik oleh rakyat yang memujanya, maupun musuh-musuhnya yang legendaris.
Thor dapat mengendalikan cuaca, memanggil guntur dan badai. Suara guntur dipercaya oleh masyarakat sebagai deru keretanya.
“Bangsa Nordik kuno yang memujanya, tahu bahwa hasil panen mereka dapat dihancurkan oleh badai petir musim panas yang ganas,” jelas Aleksa.
Mereka berusaha keras menenangkan dewa mereka yang murka. Sering kali, cara untuk menenangkannya adalah dengan memberi pengurbanan, terkadang manusia, terkadang hewan.
Sekhmet Mitologi Mesir
Di Mesir kuno, Sekhmet adalah dewi perang dan kehancuran yang ganas. Sering digambarkan sebagai seekor singa betina, ia membawa wabah dan penyakit menular kepada musuh-musuhnya, tanpa memberikan ampun.
"Bangsa Mesir kuno terkenal dengan dewa-dewi mereka yang kuat dan sering kali tanpa belas kasihan. Namun, Sekhmet adalah salah satu yang paling ditakuti," kata Aleksa. "Anehnya, musuh-musuh Mesir Kuno-lah yang paling takut pada Sekhmet. "
Mengetahui bahwa Firaun Mesir berperang dengan perlindungannya, pasukan musuh meringkuk ketakutan.
Dewi Kali, sang Ibu Kegelapan Mitologi Hindu
Kali adalah dewa yang kuat dan kompleks dalam agama Hindu. Ia memiliki penampilan yang menakutkan dan menimbulkan teror. Kali mengenakan kalung kepala yang terpenggal dan memiliki lidah yang meneteskan darah, melambangkan keganasannya.
“Ia mewakili keniscayaan waktu, peleburan ego, dan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang abadi,” jelas Aleksa.
Mereka yang mengikuti Kali mencari berkahnya untuk perlindungan, penghapusan rintangan, dan penghancuran kekuatan negatif dalam hidup mereka. Mereka tahu bahwa Kali adalah sosok yang baik hati namun juga sangat merusak, dan karenanya mereka selalu takut dan menghormatinya.
Mitologi Babilonia
Dalam mitologi Babilonia, Tiamat adalah dewi kekacauan purba, yang berwujud seekor naga mengerikan. Dia mengobarkan perang melawan dewa-dewa yang lebih muda, melambangkan kekuatan kekacauan dan kehancuran.
“Pertempuran antara Tiamat dan Marduk merupakan tema utama dalam mitos ini dan berujung pada konfrontasi yang sengit,” terang Aleksa.
Marduk adalah dewa muda yang dipilih untuk memimpin perang melawan Tiamat. Dia akhirnya mengalahkan Tiamat, membelah tubuhnya menjadi dua dan menggunakan satu bagian untuk menciptakan langit dan bagian lainnya untuk membentuk bumi.
“Bangsa Babilonia sangat takut pada Tiamat, tetapi juga menghormatinya, karena mereka tahu bahwa kehancuran dan kekacauan adalah bagian mendasar dari setiap keberadaan,” jelas Aleksa.
Tezcatlipoca Mitologi Aztec
Tezcatlipoca, dewa Aztec, dikaitkan dengan takdir dan sihir. Dia sering muncul sebagai seekor jaguar, menyebarkan ketakutan dan kekacauan.
Menurut Aleksa, Tezcatlipoca memainkan peran ganda dalam mitologi Aztec. “Dia adalah dewa pencipta sekaligus kekuatan penghancur, yang melambangkan sifat siklus keberadaan.”
Pemujaannya sering melibatkan pengorbanan manusia, karena suku Aztec percaya bahwa darah korban pengurbanan diperlukan untuk menenangkan para dewa dan memastikan kelangsungan hidup dunia. Tidak mengherankan jika dia ditakuti.
Angra Mainyu, Roh Jahat Zoroaster
Angra Mainyu, juga dikenal sebagai Ahriman, merupakan perwujudan dari kejahatan dalam agama Zoroaster. Dia menentang Ahura Mazda, dewa cahaya dan kebaikan, dan mewakili kegelapan, kekacauan, serta semua hal yang merusak.
“Zoroastrianisme adalah agama dualistik, yang berarti agama ini mengedepankan perjuangan mendasar antara kekuatan kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Angra Mainyu),” kata Aleksa.
Angra Mainyu diyakini telah menciptakan sejumlah roh jahat dan setan untuk membantunya dalam upayanya merusak kebaikan.
“Karena bertanggung jawab atas berbagai bentuk penderitaan, kematian, dan kemalangan di dunia, dewa ini pasti ditakuti oleh para pengikut agama yang sangat tua ini,” jelas Aleksa.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR