Kali adalah dewa yang kuat dan kompleks dalam agama Hindu. Ia memiliki penampilan yang menakutkan dan menimbulkan teror. Kali mengenakan kalung kepala yang terpenggal dan memiliki lidah yang meneteskan darah, melambangkan keganasannya.
“Ia mewakili keniscayaan waktu, peleburan ego, dan siklus kehidupan, kematian, dan kelahiran kembali yang abadi,” jelas Aleksa.
Mereka yang mengikuti Kali mencari berkahnya untuk perlindungan, penghapusan rintangan, dan penghancuran kekuatan negatif dalam hidup mereka. Mereka tahu bahwa Kali adalah sosok yang baik hati namun juga sangat merusak, dan karenanya mereka selalu takut dan menghormatinya.
Mitologi Babilonia
Dalam mitologi Babilonia, Tiamat adalah dewi kekacauan purba, yang berwujud seekor naga mengerikan. Dia mengobarkan perang melawan dewa-dewa yang lebih muda, melambangkan kekuatan kekacauan dan kehancuran.
“Pertempuran antara Tiamat dan Marduk merupakan tema utama dalam mitos ini dan berujung pada konfrontasi yang sengit,” terang Aleksa.
Marduk adalah dewa muda yang dipilih untuk memimpin perang melawan Tiamat. Dia akhirnya mengalahkan Tiamat, membelah tubuhnya menjadi dua dan menggunakan satu bagian untuk menciptakan langit dan bagian lainnya untuk membentuk bumi.
“Bangsa Babilonia sangat takut pada Tiamat, tetapi juga menghormatinya, karena mereka tahu bahwa kehancuran dan kekacauan adalah bagian mendasar dari setiap keberadaan,” jelas Aleksa.
Tezcatlipoca Mitologi Aztec
Tezcatlipoca, dewa Aztec, dikaitkan dengan takdir dan sihir. Dia sering muncul sebagai seekor jaguar, menyebarkan ketakutan dan kekacauan.
Menurut Aleksa, Tezcatlipoca memainkan peran ganda dalam mitologi Aztec. “Dia adalah dewa pencipta sekaligus kekuatan penghancur, yang melambangkan sifat siklus keberadaan.”
Pemujaannya sering melibatkan pengorbanan manusia, karena suku Aztec percaya bahwa darah korban pengurbanan diperlukan untuk menenangkan para dewa dan memastikan kelangsungan hidup dunia. Tidak mengherankan jika dia ditakuti.
Angra Mainyu, Roh Jahat Zoroaster
Angra Mainyu, juga dikenal sebagai Ahriman, merupakan perwujudan dari kejahatan dalam agama Zoroaster. Dia menentang Ahura Mazda, dewa cahaya dan kebaikan, dan mewakili kegelapan, kekacauan, serta semua hal yang merusak.
“Zoroastrianisme adalah agama dualistik, yang berarti agama ini mengedepankan perjuangan mendasar antara kekuatan kebaikan (Ahura Mazda) dan kejahatan (Angra Mainyu),” kata Aleksa.
Angra Mainyu diyakini telah menciptakan sejumlah roh jahat dan setan untuk membantunya dalam upayanya merusak kebaikan.
“Karena bertanggung jawab atas berbagai bentuk penderitaan, kematian, dan kemalangan di dunia, dewa ini pasti ditakuti oleh para pengikut agama yang sangat tua ini,” jelas Aleksa.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR