Bahkan jika kaisar meninggal, dia tidak dapat meninggalkan harem atau menikah lagi, namun akan diasingkan di bagian terpisah dari harem yang disebut "suhagpura". Di tempat itulah, dia akan menghabiskan sisa hidupnya dalam isolasi.
Kehidupan Kaisar Jahangir
Francisco Pelseart, seorang pedagang Belanda, berkesempatan untuk mengunjungi India pada masa pemerintahan Kaisar Jahangir. Ia menyaksikan hal-hal menarik mengenai kehidupan wanita di balik tembok harem.
Menurutnya, Jahangir adalah raja yang paling bernafsu di antara semua raja Mughal. Pada usia 25 tahun, ia memiliki istri sebanyak 20 dan hampir 300 budak wanita di haremnya yang terus berkembang.
Kaisar Jahangir memberikan perlakuan istimewa pada wanitanya. Ia memberikan berbagai barang mewah seperti parfum, pakaian, dan pernak-pernik lainya. Jahangir menyukai perhatian yang ia peroleh ketika para wanita bersaing untuk mendapatkan perhatiannya.
Ravi menjelaskan, setiap istri memiliki apartemen tersendiri yang dikelola oleh 10 hingga 20 budak perempuan yang siap membantunya.
“Ada tunjangan bulanan yang murah hati yang diberikan untuk membeli perhiasan dan pakaian, dan para wanita berlomba-lomba untuk mendapatkan perhatiannya dengan membuatkan makanan dan manisan khusus sesuai seleranya di apartemen mereka.”
Setiap malam, setiap kali ia mengunjungi seorang istri tertentu, ruangannya akan didekorasi dengan mewah dan diresapi berbagai parfum. Para budak wanita akan dikirim untuk mengambil buah-buahan dan sorbet terbaik untuk kaisar.
Karena cuaca di India pada umumnya panas, ia akan segera menanggalkan pakaiannya. Segera ia akan dibuat nyaman oleh sang istri bersama dengan para budak perempuannya, dengan menggosokkan krim cendana dan rosewood ke seluruh tubuhnya.
Kipas kain yang terbuat dari sutra atau "punkah" akan terus menerus dikibaskan di atas kepalanya, sembari menikmati percikan hujan air mawar yang menetes di tubuhnya.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR