Akar mangrove yang kuat dan kusut melindungi pohon itu dari kekuatan terjangan ombak, gelombang badai, dan angin. Pada gilirannya, hal ini membantu orang-orang yang dapat berlindung di balik tembok hijau ini dan melindungi rumah kita.
Mangrove juga berperan sebagai cara alami untuk mengatasi perubahan iklim. Akarnya memerangkap sedimen, mengubur karbon anorganik dan organik dalam prosesnya.
Mangrove juga menyimpan karbon dalam biomassanya. Secara keseluruhan, hutan laut ini menyimpan karbon hampir tiga kali lipat dibandingkan hutan hujan tropis, dua kali lipat dibandingkan rawa gambut, dan hampir tujuh kali lipat dibandingkan lamun.
Perlu pendekatan yang berbeda
Meskipun hutan mangrove memberi kita banyak manfaat, banyak manfaat yang baru terlihat ketika ekosistem ini musnah.
Sayangnya, hutan mangrove sering kali ditebangi untuk dijadikan lahan budidaya perikanan, pertanian, dan permukiman, atau untuk kayu bakar. Diperkirakan 20–35% hutan mangrove dunia telah hilang sejak tahun 1980.
Kabar baiknya, kehilangan hutan mangrove telah menurun secara signifikan. Kita sekarang kehilangan sekitar 0,13% per tahun.
Kawasan lindung merupakan cara yang baik untuk mengurangi hilangnya hutan mangrove. Ketika pemerintah berencana untuk menciptakan kawasan ini, tujuannya biasanya adalah untuk melindungi keanekaragaman hayati sekaligus meminimalkan konflik dengan pemanfaatan oleh manusia.
"Dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa jaringan kawasan lindung di seluruh dunia tidak berfungsi dengan baik dalam melindungi keanekaragaman hayati mangrove atau manfaat ekosistem yang diberikan oleh mangrove." tulis tim penelti. "Faktanya, ini tidak lebih baik daripada hanya memilih area secara acak."
Hal ini berarti hutan mangrove dengan prioritas tinggi yang penting bagi keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem tidak dilestarikan dengan baik. Perluasan jaringan yang ada saat ini dapat memecahkan masalah ini.
Saat ini, taman dan kawasan lindung lainnya mencakup sekitar 13% hutan mangrove dunia, yang tersebar di wilayah tropis. Meningkatkan angka ini hingga 30%—sejalan dengan target konservasi keanekaragaman hayati yang disepakati oleh 196 negara tahun lalu—akan memberikan manfaat.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa hal ini akan melindungi rumah dan infrastruktur senilai 25,6 miliar dolar Australia [setara Rp260 triliun], melindungi enam juta orang dari banjir pesisir, dan menyimpan lebih dari satu miliar ton karbon tambahan. Selain itu, para nelayan akan mendapatkan tambahan 50 juta hari keberhasilan penangkapan ikan dalam setahun."
Source | : | The Conversation |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR