Selain itu, walaupun setiap peristiwa ini menghancurkan populasi di wilayah tertentu di dunia, emisi dari wilayah lain di bumi kemungkinan besar akan mengimbangi sebagian besar penyerapan karbon yang dihasilkan dari reboisasi di wilayah tersebut.
Dengan menghitung perubahan bersih keluaran karbon di seluruh dunia selama empat episode ini, para peneliti menemukan bahwa “hanya invasi Mongol yang dapat mengompensasi emisi yang terjadi secara bersamaan dari seluruh dunia.”
“Oleh karena itu, tampaknya invasi Mongol telah menyebabkan terhentinya pertumbuhan CO2 untuk sementara,” tambah para peneliti seperti dilansir IFLScience.
Meskipun demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa dampak Jenghis Khan terhadap iklim terlalu kecil untuk terlihat di inti es. Artinya, penurunan besar karbon di atmosfer dalam sejarah mungkin disebabkan oleh faktor alam seperti letusan gunung berapi.
Namun, harus diakui bahwa ini adalah jejak karbon yang cukup mengesankan bagi satu orang.
Makalah studi ini telah dipublikasikan di jurnal The Holocene.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR