"Toilet yang terawat akan membuat Anda menarik, tetapi tanpa perhatian seperti itu, wajah tercantik pun akan kehilangan pesonanya, bahkan jika mereka sebanding dengan dewi Idalia itu sendiri."
Para penulis pada abad pertengahan terinspirasi oleh Ovid. Pada abad ke-13, misalnya, Jean de Meung dari Prancis mengadaptasi kalimat-kalimat dari Ars Amatoria. Ia mengungkapkan bahwa wanita anggun diharapkan untuk tidak membiarkan rambut di area kemaluan mereka tumbuh.
Lanuszka menjelaskan, legenda Melusine dari abad ke-12, juga memuat informasi tentang kebiasaan mandi orang-orang Abad Pertengahan.
Setelah dikutuk oleh ibunya, Melusine ditakdirkan untuk menjadi makhluk setengah ular setiap hari Sabtu. Dia menikah dengan Raymondin dengan syarat bahwa dia berjanji untuk tidak menatapnya pada hari Sabtu, ketika dia mandi.
Beberapa tahun kemudian, Raymondin, yang mencurigai Melusine telah berzina, mengingkari janjinya dan menemukan rahasianya.
“Legenda ini menunjukkan betapa lazimnya bagi banyak wanita bangsawan untuk menghabiskan waktu seharian untuk menjaga kebersihan, yang mencerminkan pentingnya mandi sebagai sebuah praktik,” jelas Lanuszka.
Waktu Mandi para Raja Abad Pertengahan
Dalam Vita “Karoli Magni” (Kehidupan Charlemagne), cendekiawan Frank abad ke-9, Einhard, mengamati kehidupan di istana. Dia melihat Charlemagne mengundang putra-putranya dan teman-temannya untuk bergabung bersamanya di sebuah pemandian yang mirip kolam.
Anggota istananya serta para prajurit juga dipersilakan, dan terkadang, lebih dari seratus orang mandi bersama. Memang, pemandian dengan kolam yang luas merupakan fitur penting dari istana Charlemagne di Aachen.
Wenceslaus IV dari Luksemburg (1361-1419), raja Bohemia (dan, untuk sementara waktu, Jerman) adalah salah satu raja yang paling terkenal di Eropa yang gemar berendam.
Menurut legenda abad keenam belas, Wenceslaus melarikan diri dari penjara dengan bantuan Susanna, seorang pelayan pemandian, yang kemudian menjadi gundiknya. Dia kemudian memberinya sebuah rumah pemandian untuk dikelola di Praha.
Source | : | JSTOR |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR