Di Perpustakaan Nasional Austria, Lanuszka menjelaskan, terdapat sebuah manuskrip enam jilid yang megah dan belum selesai, dihiasi dengan lebih dari 1.200 folio perkamen.
“Sebagian besar di antaranya menampilkan penggambaran erotis para pelayan pemandian yang melayani Raja Wenceslaus,” jelasnya.
Raja Polandia pada tahun 1386, Wladislaus II Jagiello, dikatakan terobsesi dengan kebersihan. Dia memiliki pemandian pribadi yang dibangun di dalam rumah di dekat kastil Wawel di Cracow.
Sejarawan Jan Dlugosz, mencatat bahwa Raja Jagiello, mandi setidaknya setiap tiga hari sekali. Hal ini mungkin dianggap berlebihan, sebab kebanyakan orang mandi setiap minggu. Perlu dicatat, mandi bukanlah satu-satunya cara untuk menjaga kebersihan di Abad Pertengahan.
Mitos Abad Pertengahan yang Kumuh
Menurut Lanuszka, mitos kekumuhan di Abad Pertengahan muncul dan bertahan sebagian karena tulisan-tulisan serta legenda orang-orang kudus.
Bernard dari Clairvaux misalnya, jelas Lanuszka, “menegaskan bahwa para Ksatria Kristus harus jarang mencuci dan tidak pernah mengatur rambut mereka." Sebuah arahan yang diambil di luar konteks dan, pada kenyataannya, “menginstruksikan orang untuk meninggalkan kesombongan duniawi.”
Meskipun demikian, para orang kudus sadar bahwa kebersihan sangat penting untuk kesehatan yang baik. Santa Elizabeth dari Hongaria, yang mendedikasikan hidupnya untuk melayani orang miskin dan orang sakit. Ia sering digambarkan sedang memandikan orang sakit, atau memotong rambut mereka.
Kebiasaan kebersihan orang-orang di Abad Pertengahan sering disalahartikan. Hal ini karena pada periode Renaisans berikutnya memang terjadi pengabaian yang signifikan terhadap praktik kebersihan.
Kemungkinan besar, hal tersebut disebabkan oleh penutupan massal pemandian umum yang disebabkan oleh sifilis pada tahun 1500-an.
“Para dokter kuno dan abad pertengahan percaya bahwa mandi dan menjaga kebersihan dapat menyembuhkan banyak penyakit; sayangnya, penyakitlah yang membuat orang Eropa tidak mau membersihkan diri mereka secara teratur,” jelas Lanuszka.
Source | : | JSTOR |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR