Tradisi lain memposisikan Byzas sebagai anak bidadari bernama Semystra. Tradisi ketiga menjadikannya sezaman dengan para Argonaut, orang-orang yang mencari Bulu Domba Emas yang mistis.
Namun, kapan Byzas hidup? Ia diduga mendirikan kota Byzantium pada tahun 658 SM. Hal ini terjadi pada Era Archaic, era yang biasa kita anggap sebagai sejarah Yunani.
Mitologi di Balik Arion dalam Sejarah Yunani
Seorang tokoh bernama Arion hidup bahkan di kemudian hari dalam sejarah Yunani. Ia hidup sezaman dengan Periander, seorang tiran dari Korintus yang memerintah pada akhir abad ketujuh, awal abad keenam SM.
Oleh karena itu, Arion menunda komposisi puisi Homer yang terkenal, Iliad dan Odyssey. Beberapa catatan menyebutkan Arion adalah putra Poseidon dan seorang bidadari bernama Oncaea.
Diduga, dia diserang bajak laut saat berada di laut. Dia memainkan kithara untuk memohon kepada Apollo, yang kemudian mengirim lumba-lumba untuk membantunya. Setelah menceburkan diri ke laut, salah satu lumba-lumba membawanya ke pantai.
Sekali lagi, ini adalah contoh nyata dari mitologi. Ini bukan sekadar kisah legenda yang menyimpang. Itu menjadikan Arion putra dewa, dan ini ditempatkan dengan kuat di ranah mitologi Yunani. Ini bukan sekedar legenda.
Bahkan kemudian dalam sejarah, kita menemukan mitos tentang bajak laut Etruria. Kisah ini berasal dari salah satu Nyanyian Rohani Homer. Tampaknya kitab ini ditulis pada akhir abad keenam SM.
Menurut cerita, beberapa bajak laut Etruria bertemu dengan seorang anak laki-laki atau pemuda di pantai Yunani. Mereka menangkapnya dan membawanya ke kapal.
Ternyata, anak laki-laki ini sebenarnya adalah dewa Dionysus yang menyamar. Sebagai hukuman, dia mengubah semua kecuali satu bajak laut menjadi lumba-lumba.
Hal ini tercatat menjelang akhir abad keenam SM, dan nampaknya terjadi pada era tersebut juga. Para ilmuwan biasanya memahami bahwa ini ditulis sebagai tanggapan terhadap hal yang umum pada zaman itu, yaitu pembajakan Etruria.
Oleh karena itu, ini adalah kisah mitologis yang dibuat setelah masa tokoh sejarah seperti Pythagoras dan Solon.
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR