Nationalgeographic.co.id—Setiap rasi bintang di langit Yunani kuno selalu dikaitkan dengan kisah mitologi tertentu, yang sering kali menampilkan dewa, pahlawan, atau makhluk mitos. Kisah-kisah ini terjalin ke dalam jalinan budaya Yunani Kuno, membentuk keyakinan agama, nilai moral, dan norma-norma masyarakat.
Rasi bintang berfungsi sebagai representasi visual dari mitologi Yunani. Ia mengabadikan karakter dan perbuatan tokoh-tokoh mitologi Yunani di bintang-bintang untuk selamanya.
Sejarawan klasik, Rhianna Padman, menjelaskan bahwa Rasi bintang tidak hanya berfungsi sebagai penanda jalan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi.
“Orang Yunani menatap bintang-bintang dan menyaksikan kehadiran dewa-dewi mereka, eksploitasi pahlawan-pahlawan terhebat mereka, dan pengingat akan ajaran-ajaran moral mereka,” kata Rhianna.
Mitologi Yunani dan Langit Malam: Andromeda, Cassiopeia & Cepheus
Kisah tragis Andromeda bermula dari kesombongan ibunya, Cassiopeia, yang dikenal suka membanggakan kecantikan putrinya. Sayangnya, ia mengklaim bahwa Andromeda lebih cantik daripada Nereids, para bidadari laut.
Hal tersebut membuat Poseidon marah. Ia kemudian mengirim ular laut yang mengerikan untuk meneror kerajaan.
Setelah berkonsultasi dengan seorang peramal, Raja Cepheus dan Ratu Cassiopeia memutuskan untuk menenangkan Poseidon. Mereka mempersembahkan putrinya pada monster laut tersebut. Akibatnya, sang putri dirantai ke sebuah batu untuk menunggu nasibnya.
Perseus, yang sedang dalam perjalanan pulang dari perjalanannya membunuh Gorgon, terpesona oleh kecantikannya. Ia bertekad untuk mengalahkan monster itu dengan imbalan menikahi Andromeda.
“Para dewa menempatkan Andromeda di langit sebagai rasi bintang, bersama dengan orang tuanya dan Perseus,” jelas Rhianna.
Perseus Mitologi Yunani
Rasi bintang Perseus berdiri sebagai bukti kejayaan pahlawan legendaris ini. Di angkasa ia digambarkan dengan kepala Medusa di satu tangan dan pedang di tangan lainnya.
Sepanjang hidupnya, Perseus menjalani berbagai petualangan dan tindakan heroik. Dalam mitologi Yunani, ia memang dikenal sebagai pahlawan pemberani.
Salah satu kisah yang paling terkenal adalah ketika ia melawan monster berambut ular mengerikan, Medusa. Konon, ia dapat mengubah seseorang menjadi batu dengan hanya menatapnya. Meski demikian, ia berhasil ditumbangkan oleh Perseus.
Rihanna menjelaskan, Sebagai pengakuan atas pencapaiannya yang luar biasa, para dewa mengabadikan Perseus di langit sebagai rasi bintang.
“Berada di belahan utara langit, rasi bintang Perseus berdiri di samping rasi bintang Cassiopeia, Andromeda, dan Pegasus,” kata Rhianna.
Ursa Major & Minor Mitologi Yunani
Mitologi di balik rasi bintang Ursa Major dan Minor berasal dari kisah Callisto, seorang nimfa yang mengabdi pada Artemis. Kecantikannya membuat Zeus terpesona kepada nimfa itu.
Demi bisa mendapatkannya, Zeus menyamar menjadi Artemis. Tertipu oleh penyamaran tersebut, Callisto tergoda oleh Zeus dan mengandung anaknya, Arcas. Ketika Artemis mengetahui kehamilan Callisto, dia sangat marah dan mengusir nimfa itu dari kelompoknya.
Istri Zeus, Hera, marah ketika mengetahui skandal itu. Dalam kecemburuannya, ia mengutuk Callisto menjadi beruang.
Singkat cerita, Ketika Arcas telah tumbuh dewasa, ia menjadi pemburu yang terampil. Hingga pada suatu waktu, tanpa sepengetahuannya, ia hampir saja membunuh ibunya yang berwujud beruang.
Menyadari hal itu, Zeus segera bertindak. Ia mengubah Arcas menjadi seekor beruang dan menyatukannya kembali bersama ibunya.
“Dia mengubah Arcas menjadi beruang dan menempatkan mereka berdua di langit sebagai rasi bintang Ursa Major (Beruang Besar) dan Ursa Minor (Beruang Kecil), yang selamanya bersatu di langit,” jelas Rhianna.
Orion, Scorpius, & Pleiades Mitologi Yunani
Rasi bintang Orion adalah salah satu rasi bintang yang paling dikenal dan menonjol di langit malam. Orion, pemburu perkasa yang lahir dari Gorgon Euryale dan Poseidon.
Dalam kisah mitologi Yunani, Orion membuat marah Gaia karena kesombongannya. Ia pun kemudian mati setelah Gaia mengirim kalajengking untuk menghukum Orion.
Sebagai penghormatan, Rhianna menjelaskan, Zeus menjadikan mereka rasi bintang. “Orion, dengan sosoknya yang besar, menjadi rasi bintang eponim sementara kalajengking menggantikannya sebagai Scorpius, yang terletak di sisi berlawanan dari langit malam.”
Heracles
“Dinamakan sesuai dengan nama pahlawan Yunani yang terkenal, rasi bintang Heracles dicirikan oleh bentuknya yang khas, sosok yang berlutut dengan gada di tangannya,” jelas Rhianna.
Kelahiran Heracles adalah hasil dari perselingkuhan Zeus dengan Amphitryon. Hera yang cemburu, mengutuk Heracles menjadi gila dan membuatnya membunuh istri dan anak-anaknya.
Oleh karena itu, serangkaian tugas, Dua Belas Pekerjaan yang legendaris, dibebankan kepadanya sebagai hukuman atas tindakan keji ini.
Ia berhasil menunjukan kemampuannya untuk mengatasi tantangan yang tampaknya mustahil. Alhasil ia mendapatkan tempat di antara para bintang.
Leo Mitologi Yunani
Rasi bintang Leo dihubungkan dengan Singa Nemean, seekor binatang buas yang menakutkan yang pada akhirnya dibunuh oleh pahlawan Heracles.
Dikirim oleh para dewa untuk meneror wilayah Nemea, singa ini memiliki kulit emas yang tidak dapat ditembus, membuatnya kebal terhadap senjata mematikan.
Tugas pertama Heracles adalah membunuh Singa Nemea dan mengembalikan kulitnya. Dalam pertemuannya dengan makhluk itu, menyadari bahwa senjatanya tidak berguna, dia mencekik singa itu dengan tangan kosong dan akhirnya berhasil mengalahkannya.
“Rasi bintang ini merepresentasikan sosok singa yang agung dan mudah dikenali karena bentuknya yang khas, termasuk tanda tanya di bagian belakang kepala singa,” jelas Rhianna.
Hydra Mitologi Yunani
Sebagai rasi bintang terbesar dari 88 rasi bintang modern, rasi bintang Hydra didasarkan pada mitos ular yang menakutkan dengan banyak kepala.
Makhluk ini memiliki kemampuan regenerasi karena jika salah satu kepalanya dipotong, dua kepala baru akan tumbuh di tempatnya.
Pembunuhan Hydra juga merupakan bagian dari tantangan Heracles sebagai tugas kedua dari 12 tugasnya.
Dengan bantuan keponakannya, Iolaus, Heracles menyusun strategi untuk mengalahkan makhluk tersebut. Saat Heracles menyerang Hydra, memotong kepalanya, Iolaus menggunakan obor yang menyala untuk membakar tunggulnya, mencegah pertumbuhan kepala baru.
Aquarius Mitologi Yunani
Rasi bintang Aquarius dikaitkan dengan Ganymede yang memikat Zeus dengan kecantikannya yang menakjubkan.
Berwujud seekor elang, Zeus menukik turun dari Gunung Olympus dan menculik Ganymede, membawanya pergi ke alam para dewa.
Di sana, Ganymede ditunjuk sebagai pembawa cangkir dewa, dipercayakan dengan tugas menuangkan ambrosia untuk para dewa.
“Gambaran sosok yang sedang menuangkan cairan dari sebuah bejana dapat diuraikan saat mengamati konstelasi Aquarius,” jelas Rhianna.
Gemini Mitologi Yunani
Konstelasi Gemini konon dihubungkan dengan mitos Castor dan Pollux, saudara kembar yang lahir dari ayah yang berbeda.
Castor adalah putra dari Raja Tyndareus dari Sparta, sementara Pollux adalah putra dewa Zeus, yang mengambil bentuk angsa untuk merayu ibu mereka, Leda.
Si kembar menjadi terkenal karena keberanian dan bakat tempur mereka, sering terlibat dalam petualangan heroik. Namun, tragedi terjadi ketika Castor terbunuh dalam sebuah konflik.
Terpukul dengan kematian saudaranya, Pollux memohon pada ayahnya, Zeus, untuk mengizinkan mereka bersatu kembali.
“Zeus, yang tersentuh oleh kesedihan Pollux, mengabulkan permintaannya,” jelas Rhianna. “Hasilnya, si kembar diabadikan dalam bintang-bintang sebagai rasi bintang Gemini.”
Mitologi Yunani dan Pisces
Pelarian Aphrodite dan Eros dari Typhon yang mengerikan terkait dengan konstelasi Pisces. Typhon, makhluk menakutkan yang konon memiliki seratus kepala naga, dikirim oleh Gaia untuk menyerang para dewa.
Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan, dan Eros, putranya, berubah menjadi ikan ini untuk menghindari bahaya.
“Rasi bintang ini dapat diuraikan dengan melihat dua ekor ikan yang berenang berlawanan arah, dapat diamati selama musim gugur di belahan bumi utara dan musim semi di belahan bumi selatan,” jelas Rhianna.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
KOMENTAR