Nationalgeographic.co.id—Bellerophon adalah pahlawan hebat dari mitologi Yunani. Bernama asli Hipponous, dia setara dengan Hercules atau Perseus.
Bellerophon lahir dari Poseidon dan Eurymone, putri Raja Megara. Eurymone juga menikah dengan Raja Glaukos, putra Sisyphus.
Hal ini menghubungkan Bellerophon dengan tokoh utama lain dalam mitologi Yunani, Sisyphus yang dikutuk oleh Hades karena menghindari kematian dua kali dan terpaksa mendorong batu besar ke atas bukit untuk selama-lamanya.
Dalam mitologi Yunani, nama Bellerophon memiliki dua asal-usul berbeda. Salah satunya adalah bahwa akar etimologis dari nama tersebut mungkin terkait dengan kata Yunani yang berarti proyektil. Ini berkaitan dengan sejumlah prestasi Bellerphon sepanjang hidupnya.
Penafsiran lainnya berasal dari Scholia of Homer. Disebutkan bahwa Hipponous secara tidak sengaja membunuh seseorang bernama Belleros di Korintus saat berlatih melempar pisau. Deskripsi naratif ini menjelaskan kisah Bellerophon selanjutnya saat ia mengubah namanya menjadi “pembunuh Belleros”.
Dia kemudian diasingkan dari Korintus, meskipun beberapa cerita menyatakan dia membunuh saudaranya.
Pengasingan Pertama Bellerophon
Di pengasingannya, Bellerophon meminta penebusan dari Raja Proetus. Dia mengabulkannya dan menyambutnya dengan tangan terbuka.
Namun, tak lama setelah itu, istri raja mulai bernafsu terhadap Bellerophon yang menolak ajakannya. Karena terhina, dia memberi tahu Proetus bahwa Bellerophon telah mencoba mendekatinya.
Namun Bellerophon dilindungi oleh konsep Yunani xenia, yaitu memberikan keramahtamahan kepada orang asing. Daripada mengambil risiko melanggar kontrak sosial yang mendefinisikan keramahtamahan, Proetus memutuskan untuk mengatasi masalahnya dengan cara berbeda.
Proetus menulis surat kemudian memberikannya kepada Bellerophon saat dia mengasingkannya ke Lycia.
Raja Lycia adalah Iobates, ayah mertua Proetus. Surat itu memintanya untuk membunuh Bellerophon karena berusaha melanggar putrinya. Namun, ketika Bellerophon tiba di Lycia dia diterima dengan tangan terbuka.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR