Nationalgeographic.co.id—Masyarakat Mesopotamia, terlepas dari lokasi atau periode waktunya, bersifat hierarki. Artinya masyarakat dalam sejarah Mesopotamia kuno terbagi menjadi beberapa kelas sosial.
Peradaban ini sudah ada ribuan tahun yang lalu, dengan struktur sosial, sistem ekonomi, dan praktik budaya yang sangat berbeda. Meskipun demikian, manusia purba tetaplah manusia.
Mereka mempunyai pekerjaan, jatuh cinta, mencari kesenangan dan kekayaan, serta mengalami kesakitan. Mereka memiliki harapan, impian, dan ketakutan mereka sendiri, sama seperti di zaman modern.
Namun yang jelas, cara orang Mesopotamia kuno menjalani kehidupan sangatlah asing bagi kita di dunia modern sehingga sulit untuk memahami atau menghubungkan pengalaman mereka sepenuhnya.
Kelas Sosial Masyarakat Mesopotamia Kuno
Secara umum, populasi Mesopotamia terbagi empat kelompok berupa kelas atas, kelas menengah, kelas bawah, dan budak.
Tidak mudah bagi warga miskin untuk naik pangkat dan menjadi pendeta atau bangsawan dalam sejarah Mesopotamia kuno. Sistem ini akan berdampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari di Mesopotamia kuno dari satu ujung ke ujung lainnya.
Kelas atas terdiri dari penguasa politik, pemimpin agama, dan individu berpangkat tinggi lainnya yang memiliki kekuasaan serta kekayaan besar.
Kelompok ini hanya merupakan sebagian kecil dari penduduk Mesopotamia kuno, namun mereka memiliki kekayaan lebih banyak dibandingkan gabungan semua orang di masyarakat tersebut.
Ketidakseimbangan kekayaan ini merupakan hak atas status mereka sebagai bangsawan, namun hal ini juga penting untuk menjaga hierarki tetap kaku.
Kelas menengah termasuk pengrajin, pedagang, dan profesional terampil lainnya. Orang-orang ini mungkin tidak mempunyai kekuasaan sebanyak kelas atas, namun mereka masih menikmati rasa hormat, pengaruh, dan keamanan ekonomi.
Kelas bawah akan menjadi bagian terbesar dari populasi. Orang-orang ini tidak terlalu dihormati, tapi mereka juga diandalkan oleh masyarakat.
Mereka adalah petani, pembantu rumah tangga, pembuat batu bata, dan pemulung. Mereka miskin dan rendah dalam rantai makanan, tapi setidaknya mereka masih punya harga diri. Berbeda dengan kelompok terakhir dalam hierarki sosial yakni para budak.
Budak tidak akan dilihat sebagai manusia yang memiliki haknya sendiri, melainkan sebagai properti yang dimiliki oleh individu kelas atas.
Karena masyarakat miskin merupakan persentase terbesar dari populasi di Mesopotamia kuno, maka “rata-rata” warga negara Mesopotamia adalah masyarakat kelas bawah.
Hari-hari biasa bagi warga kelas bawah di kota-kota kuno Mesopotamia kemungkinan besar berkisar pada pekerjaan mereka.
Entah mereka seorang petani atau buruh di industri lain, hari-hari kerja keras dan fisik yang panjang akan sangat penting bagi kelangsungan hidup mereka.
Kesulitan Sehari-hari bagi Masyarakat Mesopotamia Kuno
Kehidupan sehari-hari seorang petani atau pekerja pastilah sangat sulit. Mereka tidak hanya harus bekerja berjam-jam yang panjang dan melelahkan dalam kondisi kerja yang sulit.
Namun mereka juga harus menghadapi ketidakpastian pekerjaan. Pikirkan pola cuaca, bencana alam, hama, penyakit dan sejumlah faktor lingkungan lainnya di luar kendali manusia. Selain itu, kehidupan mereka akan menjadi lebih sulit lagi karena kurangnya sumber daya dan rendahnya kedudukan mereka di masyarakat.
Tapi jangan salah paham. Kehidupan sehari-hari tidak semuanya buruk bagi warga pekerja. Bahkan para petani dan buruh pun kemungkinan besar akan menyediakan waktu untuk kehidupan keluarga dan rekreasi.
Mereka suka bermain permainan papan, bercerita di sekitar api unggun, berkumpul dengan orang-orang terkasih, dan makan malam bersama di meja.
Beberapa waktu juga akan dicurahkan untuk upacara dan ritual keagamaan , yang bahkan akan membantu memberikan para pekerja kelas bawah perasaan akan tujuan dan makna dari pekerjaan mereka yang sering kali merendahkan martabat.
Secara keseluruhan, rutinitas sehari-hari sebagian besar warga Mesopotamia sangat dipengaruhi oleh pekerjaan mereka.
Kehidupan sehari-hari di Mesopotamia kuno merupakan pengalaman yang kompleks dan bervariasi yang bergantung pada beberapa faktor, seperti kota atau kerajaan Mesopotamia yang bersangkutan dan periode waktunya.
Hirarki kaku yang menjadi ciri Mesopotamia sepanjang keberadaannya mengunci masyarakat ke dalam kelas sosial yang berbeda. Masing-masing memiliki pengalaman hidup yang sangat berbeda di bulan sabit subur.
Secara umum, pertanian merupakan hal penting bagi sebagian besar penduduk. Pertanianlah yang membantu masyarakat Mesopotamia tumbuh dari unit keluarga yang berbeda menjadi peradaban yang berfungsi penuh.
Dibutuhkan tenaga kerja yang besar untuk mewujudkan hal ini. Jadi mayoritas penduduk Mesopotamia kuno adalah petani, pekerja konstruksi, pembuat jalan, penggali irigasi, dan buruh umum yang memelihara proyek pembangunan masyarakat.
Sebagai anggota kelas bawah, kehidupan sehari-hari mereka sangat sulit. Namun jika dilihat dalam gambaran yang lebih besar tentang masyarakat yang menyukai waktu luang, hubungan baik, dan kesetiaan beragama, bahkan rata-rata orang Mesopotamia pun akan merasa bahwa rutinitas sehari-hari mereka cukup seimbang.
Mustahil untuk memberikan gambaran pasti tentang rutinitas sehari-hari masyarakat Mesopotamia. Namun dengan mempertimbangkan faktor-faktor kunci yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari di sejarah Mesopotamia kuno, kita dapat lebih memahami seperti apa kehidupan dalam masyarakat yang menarik dan berpengaruh ini.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR