Beruntung, ketika kurcaci menyadari bahwa Putri Salju terikat tali yang sangat erat, membuatnya kesulitan bernafas. Segera mereka memotong tali tersebut dan mulai melihat sang putri bernafas kembali dan perlahan kembali sadarnya.
Lagi-lagi cermin ajaib masih menyebut bahwa Putri Salju jauh lebih cantik dari sang ratu jahat. Menyadari jika ia masih belum berhasil membunuh Putri Salju, sang ratu mulai menyiasati ide buruk lainnya.
Ratu jahat itu mulai menemukan cara yang lebih ekstrem untuk membunuh Putri Salju, dengan berencan memberinya apel yang memiliki kadar racun sangat tinggi. Ia lantas kembali menyamar menjadi petani yang menjajakan buahnya.
Ratu jahat memahami jika Putri Salju sangat suka dengan apel yang cantik. Dan, itu dimanfaatkan ratu jahat dengan merias apel itu dengan sangat indah, sehingga hanya bagian merahnya saja yang terkena racun.
Ketika sampai di rumah kurcaci yang sepi itu karena semua kurcaci pergi ke gunung mencari kebutuhan mereka, Putri Salju kembali didatangi oleh ibu petani yang berniat membagi sebuah apel.
Ia berpura memakannya, dan ia tahu bahwa Putri Salju juga ingin memakannya. Putri Salju merindukan apel yang indah itu, dan ketika dia melihat wanita petani itu sedang memakan sebagian dari apel itu, dia tidak dapat menahannya lagi.
Ia mengulurkan tangannya dan mengambil separuh yang beracun dari si petani. Dia menggigit sedikit apel itu yang membuatnya seketika jatuh ke tanah dan mati. Ratu memandangnya dengan tatapan yang mengerikan, dan tertawa keras.
Ketika para kurcaci pulang malam itu mereka menemukan Putri Salju tergeletak di tanah. Dia tidak bernapas sama sekali. Dia sudah mati. Mereka mengangkatnya dan bersiap memandikannya dengan anggur.
Setelahnya, para kurcaci membuat peti mati dari kaca transparan, sehingga mereka masih bisa melihat jenazah Putri Salju yang masih tampak segar itu dari semua sisi. Bahkan rona kemerahan pipinya masih segar seperti jiwanya masih hidup dalam jasadnya.
Mereka membaringkannya di dalam, dan dengan huruf emas tertulis di atasnya namanya, menunjukkan bahwa dia adalah seorang putri. Hewan-hewan juga datang dan berkabung atas kematian Putri Salju.
Putri Salju terbaring di sana dalam peti mati dalam waktu yang sangat lama, dan dia tidak membusuk, namun tampak seperti tertidur, karena dia masih seputih salju dan semerah darah, dan berambut hitam seperti kayu eboni.
Source | : | History Collection |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR