Stuffo sudah sejak 2017 melakukan daur ulang spanduk. Awalnya, mereka mendaur ulang berbagai spanduk yang terkumpul dari berbagai kegiatan pameran seperti kesenian di sekitar Jakarta. Saat itu, Stuffo bertempat di Gudang Sarinah Ekosistem.
"Dan itu numpuk di gudang kami tuh. Jadi kayaknya [sampah-sampah spanduk] ini harus dimanfaatkan. Kemudian, jadilah itu kami membuat produk berupa tas [dari bahan spanduk]. Lumayan respons [masyarakat] bagus. Jadi kita terusin," terang Emji.
Pada 2018, Stuffo bertempat di Jagakarsa, Jakarta Selatan dengan menghadirkan laboratorium produk, tempat berkumpul untuk kolaborasi bersama seniman, arsitek, desainer produk, dan pegiat kreativitas dari bahan limbah plastik lainnya.
Emji dan rekan-rekan sempat mencoba pendaurulangan sampah APK pada Pemilu 2019, namun hanya terbatas. Ketersediaan alat pengolahan menjadi kendalanya. Kali ini, mereka memiliki alat memadai, namun masih membutuhkan bantuan dari pihak-pihak tertentu, terangnya.
Dari upaya yang dilakukan secara kolektif kali ini, Stuffo dan GudRND kini tidak hanya sekadar mendaur ulang APK sebagai tas, melainkan produk ekonomis lainnya seperti bata, lantai, dan papan triplek.
"Pertama, kami menyelesaikan dulu problem dari banner yang datang. Lalu dicacah untuk, misalnya menjadi papan. Dari sisa cacahan itu, fokus mengkreasi karena itu jadi bahan baku. Kemudian, persoalannya di desain. Kami tentukan menjadi macam-macam sepert kursi, rak, dan macam-macam," lanjutnya.
Sebagai usaha kolektif Stuffo dan GudRnD, Emji mengadakan lokakarya "Operasi Plastik" untuk masyarakat yang diadakan setiap bulan. Dengan lokakarya seperti ini masyarakat juga bisa mendaur ulang sampah APK menjadi bahan ekonomis.
"Ini kegiatan yang mendukung circular material, sesuatu yang bisa terus diolah tanpa harus dari materi yang bersifat eksploitatif," tuturnya.
Dia mencatat, per tanggal 15 Februari terdapat 5 ton yang diterimanya bersama teman-teman, dan masih ada lagi yang akan datang. Kebanyakan sisa APK ini didatangkan setelah berkomunikasi dengan pihak kelurahan, Kelompok Panitia Pemungutan Suara Ulang (KPPSU), dan Satpol PP.
Tanggung jawab bersama
Emji berharap adanya bantuan pendaurulangan dari berbagai pihak, termasuk partai, caleg, atau pihak kandidat yang seharusnya bertanggung jawab atas sampah APK.
"Sekarang sudah serius banget. Pemilu ini bukan main banyaknya. Kemarin saja kita, wah ngeri. Banyak lagi di tempat-tempat lain yang menghubungi kita untuk diambil. Kita kewalahan juga untuk mengambil karena enggak punya kendaraan untuk menjemput itu semua. Banyak banget," seru Emji.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR