Apa yang Telah Dipelajari Para Peneliti Tentang Naskah Voynich
Teknologi modern akhirnya membuka jalan untuk menguraikan Naskah Voynich–meskipun belum ada yang bisa mengartikan apa yang tertulis di dalamnya.
Stefan Guzy dari University of the Arts Bremen, Jerman, melalui penelitiannya telah melacak kembali kepemilikan manuskrip Voynich.
Guzy memulainya dengan mengumpulkan semua transaksi melalui pembukuan dari Hofkammer–lembaga keuangan pusat di Kekaisaran Austria-Hongaria pada zaman dahulu–di Wina dan Praha. Di sini, semua surat masuk dan keluar didaftarkan.
"Jika ada transaksi yang melibatkan 600 koin emas, maka kemungkinan besar akuisisi ini adalah yang disebutkan dalam surat Marci," kata Guzy, sebagaimana dia sampaikan pada The Art Newspaper.
Surat Marci merujuk pada dokter kerajaan abad ke-17 Johannes Marcus Marci, yang menerima Naskah Voynich dari pemilik sebelumnya, alkemis Georg Baresch.
Marci berkorespondensi secara teratur dengan cendekiawan Yesuit Athanasius Kircher. Beberapa tahun setelah mendapatkan naskah tersebut, ia mengirimkannya kepada Kircher bersama dengan sebuah surat pengantar:
"Buku ini, yang diwariskan kepada saya oleh seorang teman dekat, saya peruntukkan bagi Anda, Athanasius yang saya sayangi, begitu buku ini berada di tangan saya, karena saya yakin buku ini tidak dapat dibaca oleh siapa pun kecuali oleh Anda sendiri."
Berkat surat ini, Guzy dapat melacak kepemilikan buku itu lebih jauh ke belakang. Dia menemukan bahwa buku itu pernah dimiliki oleh Kaisar Romawi Suci Rudolf II. Dia membelinya dari seorang penjual yang tidak disebutkan namanya seharga 600 dukat antara tahun 1576 dan 1612.
Namun, analisis menunjukkan bahwa manuskrip tersebut awalnya dibuat pada abad ke-15, sekitar 150 tahun sebelum Rudolf mendapatkannya.
Guzy kemudian mengetahui bahwa catatan dari tahun 1599 menunjukkan bahwa Rudolf membeli koleksi manuskrip dari dokter Carl Widemann seharga 600 florin–sejenis koin emas–yang mungkin saja adalah apa yang dimaksud Marci dalam suratnya.
Widemann tinggal di rumah ahli botani Leonard Rauwolf, dan ia mulai menjual buku-buku kepada kaisar setelah Rauwolf dan istrinya meninggal dunia.
"Saya berasumsi bahwa [Widemann] mungkin mewarisi beberapa buku darinya," kata Guzy.
Namun, jejaknya berakhir di sana. Tidak jelas bagaimana Rauwolf pertama kali memiliki buku itu. Buku ini tetap menjadi misteri.
Source | : | All Thats Interesting,The Art Newspaper |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR