Alat tenun jenis dasar ini adalah termasuk alat tenun yang dioperasikan dengan tangan dari Mesir Kuno dan Mesopotamia, yang berasal dari sekitar 4000 SM. Penenun yang terampil membuat tekstil yang menakjubkan menggunakan peralatan sederhana dengan memanipulasi benang lungsin vertikal dan benang pakan horizontal secara hati-hati.
Mungkin di Indonesia, alat tenun sederhana dan tradisional semacam ini dikenal sebagai gedogan.
Alat Tenun Berbobot Lungsin
Perkembangan alat tenun ini dari Yunani Kuno dan Roma, di mana penenun menggunakan alat tenun berbobot lungsin dengan beban yang ditangguhkan untuk menjaga ketegangan pada benang lungsin. Adaptasi cerdas ini memudahkan penenun untuk menciptakan pola rumit dan membuka kemungkinan kreasi baru. Penenun juga dapat menciptakan permadani yang besar dan megah.
Dari awal sejarah Barat hingga Abad Pertengahan, alat tenun utama adalah alat tenun jenis ini. Alat tenun pemberat telah ditemukan di Catal Huyuk, sebuah kota kuno di Anatolia yang dibangun pada tahun 7000 SM, dan penggunaan alat tenun pemberat lungsin masih ada hingga saat ini di sebagian Norwegia. Meskipun bentuk khususnya bervariasi dari waktu ke waktu dan berdasarkan lokasi, bagian-bagian penting darinya tetap sama.
Alat Tenun Tanah Horizontal
Kita melangkah ke Tiongkok, tempat alat tenun tanah horizontal berkuasa, memungkinkan terciptanya sutra Tiongkok yang terkenal dan mewah. Alat tenun yang sederhana ini mudah dipasang dan dioperasikan, sehingga merevolusi cara penenun membuat tekstil mereka.
Alat tenun horizontal dikembangkan lebih lambat dari alat tenun vertikal dan menjadi dasar bagi pengembangan alat tenun mekanis pada akhir abad pertengahan dan pasca-abad pertengahan.
Alat Tenun Flying Shuttle
Pada abad ke-18, muncul inovasi baru dari alat tenun. Menghadirkan kepada kita alat tenun model flying Shuttle yang luar biasa. Alat tenun jenis ini ditemukan oleh penenun asal Inggris, John Kay, yang menggandakan kecepatan menenun dan membuka jalan bagi industrialisasi lebih lanjut dalam industri tekstil.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | BBC,Britannica,Marylana |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR