Nationalgeographic.co.id—Di zaman modern ini, nanas merupakan buah yang umum dikonsumsi. Namun tahukah Anda jika buah tropis ini pernah dianggap sebagai simbol kekayaan dan status dalam sejarah dunia kuno?
Berabad-abad yang lalu, memiliki nanas menunjukkan kemakmuran karena kelangkaannya. Nanas, yang dibudidayakan selama berabad-abad, awalnya merupakan tanaman tropis asli Amerika Selatan.
Selama pelayaran keduanya ke Dunia Baru pada tanggal 4 November 1493, Christopher Columbus tiba di darat, pulau Karibia yang kini ia beri nama Santa Maria de Guadelope. Pada saat itu, dia juga menemukan buah nanas (Ananas comosus).
Christopher Columbus merupakan sosok heroik yang telah lama dimuliakan dalam sejarah Amerika sebagai penjelajah pertama yang membangun kehadiran Eropa di Dunia Baru.
Dunia Baru merupakan istilah pendudukan dan eksplorasi Eropa yang dilakukan di Benua Amerika.
Nanas Jadi Simbol Status Kekayaan di Sejarah Dunia Kuno
Christopher Columbus dan anak buahnya belum pernah melihat nanas sebelumnya. Dia menamai buah itu 'pina' karena kemiripannya dengan buah pinus.
Columbus dan anak buahnya bersikap skeptis dan berhati-hati ketika penduduk asli Amerika mendekati mereka dengan kano, membawa air bersih dan makanan untuk diperdagangkan.
Awalnya, para pria tersebut ragu karena menganggap makanan lokal tersebut berpotensi menyebabkan penyakit atau bahkan kematian. Namun, mereka menganggap nanas itu menarik.
Buah-buahan pertama yang ditemukan di Guadelope adalah jenis nanas yang kecil dan liar, namun ada nanas budidaya berukuran besar yang bahkan lebih lezat.
Masyarakat Tupinambá memakan nanas segar, memanggangnya di atas api, mengeringkannya, dan membuat anggur dari nanas tersebut.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR