Selama Era Victoria, yang berlangsung dari sekitar tahun 1837 hingga 1901, terjadi perubahan signifikan dalam pandangan terhadap kebersihan dan kesehatan. Hal ini termasuk praktik mandi.
Ribuan dokter turun ke jalan, memproklamirkan manfaat kesehatan dari mandi ke seluruh dunia. Orang-orang Victoria terkenal terpesona dengan produk-produk industri baru dan tren kesehatan.
Mencuci rambut dengan alkali masih umum dilakukan oleh masyarakat pada saat itu, namun segera pemanfaatan telur muncul sebagai tren baru.
Sekarang, sekitar sebulan sekali (seperti jumlah yang disarankan), Lundin menjelaskan, “para wanita akan memecahkan telur di atas kepala mereka, menggosokkan telur yang lengket hingga berbusa di rambut mereka, dan kemudian membilasnya.”
Sabun Castille juga merupakan pilihan yang populer, seperti halnya "Ivory Soap" dari P&G, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1859 oleh William Procter dan James Gamble. "Macassar oil", minyak yang terbuat dari minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak dari bunga yang disebut "ylang-ylang", digunakan sebagai kondisioner yang populer.
Revolusi Sampo Tahun 1930-an
Akhirnya, pada tahun 1930, di Springfield Massachusetts, Dr. John H. Breck mendirikan Breck Shampoo. Dia menjadi salah satu pelopor dalam memperkenalkan sampo komersial ke pasar massal.
Berkat iklannya yang cerdas, sampo komersial mulai digunakan sebagai produk pencuci rambut. Dengan slogan produk “setiap wanita berbeda”, pada tahun 1950-an, sampo buatannya tersedia hampir di semua tempat.
Perusahaan-perusahaan lain dengan cepat mengikutinya, dan industri perawatan rambut pun tercipta. Sejak saat itu, penggunaan sampo komersial telah menjadi kebiasaan umum bagi banyak orang di seluruh dunia, menjadi bagian penting dari rutinitas perawatan pribadi mereka.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR