Nationalgeographic.co.id—Makam kerajaan Philip II dari Makedonia, ayah dari Aleksander Agung merupakan penemuan arkeologi yang luar biasa.
Terletak di bawah bayang-bayang Pegunungan Pierian di Yunani Utara, kota kuno Aigai, yang sekarang dikenal sebagai Vergina, menyimpan banyak rahasia dari peradaban yang pernah mendominasi dalam sejarah dunia kuno.
Kerajaan Makedonia, terletak di bagian timur laut semenanjung Yunani. Muncul sebagai kekuatan yang signifikan pada akhir abad ke-6 SM, meskipun sering kali dibayangi oleh negara-kota di selatan Athena dan Sparta.
Philip II naik takhta kerajaan yang sedang berkembang ini pada tahun 359 SM, pada masa perselisihan internal dan ancaman eksternal.
Pemerintahannya menandai periode transformasi, tidak hanya bagi Makedonia tetapi juga bagi seluruh dunia Yunani.
Sebagai seorang diplomat yang bijaksana dan ahli strategi militer yang terampil, Philip II berhasil menyatukan negara-negara kota yang terpecah belah di bawah hegemoni Makedonia.
Hal ini secara efektif mengakhiri sejarah konflik internal dan mengantarkan era yang relatif damai dan sejahtera.
Dunia Yunani yang bersatu inilah yang kemudian diwarisi oleh putra Philip, Alexander, dan digunakan sebagai batu loncatan untuk ambisinya menaklukkan dunia.
Di jantung kerajaan Filipus terdapat kota Aigai, ibu kota pertama Makedonia. Sekarang dikenal sebagai Vergina, Aigai adalah kota raja-raja Makedonia dan merupakan pusat politik, ekonomi, dan budaya yang penting.
Di sinilah Philip, seperti tradisi dinasti Argead, memilih untuk membangun makamnya—sebuah bangunan yang dirancang bukan hanya sebagai tempat peristirahatan, namun sebagai bukti kekuasaannya dan zaman keemasan pemerintahannya.
Kematian Philip II yang Dramatis
Philip II dari Makedonia dibunuh pada tahun 336 SM. Keadaan seputar kematiannya telah dijelaskan dalam catatan sejarah dunia kuno, terutama oleh sejarawan Yunani Diodorus Siculus.
Menurut catatan ini, Philip II sedang menghadiri perayaan pernikahan putrinya Cleopatra (jangan bingung dengan ratu Mesir terkenal dengan nama yang sama), yang menikahi Alexander I dari Epirus.
Sebagai bagian dari perayaan tersebut, sebuah pertemuan publik besar-besaran diadakan di sebuah teater di ibu kota Aigai.
Saat Philip memasuki teater tanpa pengawalnya, dia diserang dan ditikam sampai mati oleh salah satu pengawal kerajaannya, seorang pria bernama Pausanias.
Motif di balik pembunuhan tersebut telah menjadi bahan spekulasi dan perdebatan di kalangan sejarawan.
Beberapa laporan menyatakan bahwa Pausanias ingin membalas dendam atas penghinaan pribadi yang dideritanya. Sementara laporan lain menyatakan bahwa pembunuhan tersebut merupakan akibat dari intrik politik, kemungkinan melibatkan istri Philip, Olympias, dan putranya Alexander, yang kemudian dikenal sebagai Aleksander Agung.
Penemuan Kembali Makam Philip II
Makam Philip II terungkap melalui serangkaian penggalian arkeologi yang luar biasa pada tahun 1970-an. Hal ini mengubah pemahaman kita tentang sejarah Makedonia kuno.
Manolis Andronikos, arkeolog Yunani yakin bahwa makam kerajaan raja-raja Makedonia terkubur di Tumulus Besar Vergina.
Pada bulan November 1977, penggalian Andronikos yang tak kenal lelah akhirnya membuahkan hasil. Dia dan timnya menemukan sebuah makam yang tidak terganggu sejak zaman dahulu.
Makam ini, yang kemudian dikenal sebagai Makam II menawarkan gambaran sekilas ke masa lalu yang belum tersentuh oleh perampok makam atau kerusakan akibat waktu.
Di antara banyak artefak kaya yang ditemukan di dalamnya, sebuah larnax (peti) emas berisi tulang manusia dan helm besi menonjol.
Larnax tersebut memiliki lambang keluarga kerajaan Makedonia—matahari atau bintang Vergina yang berujung enam belas.
Artefak yang ditemukan serta kemegahan makam tersebut, membuat Andronikos menyimpulkan bahwa ini memang tempat peristirahatan terakhir Philip II.
Penemuan ini mengirimkan gelombang ke seluruh dunia arkeologi dan seterusnya. Inilah hubungan langsung dengan dunia kuno, tidak terganggu dan kaya akan makna sejarah.
Bagi Andronikos, itu adalah puncak dari pencarian seumur hidup. Bagi para sejarawan dan arkeolog, ini adalah pembukaan babak baru dalam pemahaman kita tentang Makedonia kuno.
Apa yang Ditemukan di Makam Philip II?
Makam itu penuh dengan kekayaan artefak, banyak di antaranya dibuat dari logam mulia dan detailnya sangat indah, memberikan wawasan berharga tentang dunia Makedonia kuno di bawah pemerintahan Philip II.
Di tengah-tengah isi makam itu terdapat larnax emas, atau peti, yang ditemukan di dalam ruang utama.
Terbuat dari emas murni dan beratnya lebih dari 11 kilogram, larnax ini menampung sisa-sisa kremasi penghuni makam.
Di tutupnya terdapat matahari atau bintang Vergina berujung enam belas, simbol keluarga kerajaan Makedonia, yang tercetak timbul.
Di dalam larnax terdapat tulang-tulang yang dikremasi, karangan bunga emas dari 313 daun ek dan 68 biji ek, dan helm besi yang dirancang dengan rumit, menunjukkan penghuni kerajaan atau status tinggi.
Di ruang depan makam, ditemukan satu lagi larnax gading dan emas, berukuran lebih kecil, yang berisi satu set sisa kremasi—mungkin milik seorang wanita, kemungkinan salah satu istri Philip.
Artefak luar biasa yang ditemukan di makam itu adalah sepasang pelindung kaki, atau pelindung tulang kering. Panjangnya berbeda-beda, detail yang membuat bersemangat para arkeolog karena sumber sejarah menyebutkan Philip II mengalami luka di kaki yang menyebabkan satu kaki lebih pendek dari yang lain.
Persembahan penguburan di makam, termasuk sisa-sisa sofa upacara dari kayu, lukisan dinding yang detail, dan berbagai benda yang digunakan sehari-hari, mengungkapkan banyak hal tentang adat istiadat dan kepercayaan penguburan pada masa itu.
Peninggalan berharga ini memberikan gambaran unik tentang kehidupan penghuni makam, norma-norma budaya dan masyarakat pada masa itu, serta keahlian canggih para pengrajin Makedonia.
Namun apakah ini benar-benar makam Philip II?
Meskipun penemuan makam di Vergina tidak diragukan lagi memperkaya pemahaman kita tentang Makedonia kuno, hal ini juga memicu serangkaian perdebatan dan kontroversi akademis, terutama yang berpusat pada identifikasi penghuni makam tersebut.
Perdebatan utama adalah apakah makam itu memang milik Philip II. Manolis Andronikos yang melakukan penemuan tersebut yakin bahwa kekayaan artefak, keberadaan simbol kerajaan, dan lokasi makam semuanya mengarah ke Philip II.
Namun, beberapa ahli mempertanyakan identifikasi ini, berpendapat bahwa makam tersebut mungkin milik Philip III Arrhidaeus, saudara tiri Aleksander Agung, yang memerintah sebentar setelah kematian Alexander.
Mereka menunjuk pada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa Philip II dimakamkan di teater Aegae.
Namun, penelitian ilmiah terbaru telah memberikan kejelasan terhadap perdebatan ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 menggunakan analisis forensik untuk menunjukkan bahwa penghuni makam laki-laki itu memang Philip II dan penghuni makam perempuan adalah istrinya orang Skit, seorang putri prajurit remaja.
Para peneliti berpendapat bahwa perbedaan panjang pelindung kaki dan tanda-tanda trauma pada kerangka laki-laki konsisten dengan luka perang yang diketahui Philip.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR