Di meja makan, Van Gogh berbicara dengan ayahnya, Johannes Paulus Stricker, yang mencoba meyakinkannya untuk melupakan Kee. Setelah perbincangan itu, Van Gogh pergi meninggalkan kota dengan patah hati.
Wanita Lain Van Gogh
Bukan rahasia lagi bahwa Van Gogh sangat tertarik pada "wanita-wanita yang sangat dibenci dan dikutuk oleh para pendeta dari atas mimbar”– seperti yang pernah ditulisnya kepada Theo. Tentu saja, yang saya maksud adalah pekerja seks.
Pada tahun 1882, ia terlibat hubungan dengan Clasina Maria Hoornik atau Sien Hoornik (1850-1904), seorang pekerja seks yang ia temui di pinggir jalan. Kala itu Hoornik tengah mengandung anak pertamanya.
“Van Gogh tinggal bersama Sien Hoornik selama lebih dari satu setengah tahun,” jelas Zuzanna. “Waktu ini ditandai dengan ketidakstabilan fisik dan emosional bagi mereka berdua.”
Ketika Van Gogh semakin terlibat dengan pekerjaannya, Hoornik ditekan oleh ibunya untuk kembali menjadi pekerja seks untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik. Di saat yang sama, keluarga Van Gogh tidak menerima hubungan tersebut–tidak hanya karena profesi Hoornik tetapi juga karena dia beragama Katolik.
“Didorong oleh keluarga, Van Gogh meninggalkan Hoornik di kota bersama anak-anaknya. Meskipun telah berjanji untuk menikahinya, dia hanya akan menemuinya sekali lagi,” ungkap Zuzanna.
Pada tahun 1884, Van Gogh pindah kembali ke rumah orang tuanya di Nuenen. Di kota yang menjadi saksi awal kariernya ini, ia jatuh hati dengan wanita yang jauh lebih tua sepuluh tahun darinya.
Wanita itu adalah Margaretha Begemann atau Margot Begemann (1841-1907), tetangga rumahnya. Meskipun mereka saling mencintai, hubungan mereka berakhir seperti sebelumnya–rencana pernikahan mereka ditentang oleh saudara Begemann.
Masalah lainnya adalah Begemann sering mengalami kegugupan dan perubahan suasana hati. Saat berjalan-jalan di bulan September 1884, ia merasa sangat tertekan oleh gosip yang didengarnya sehingga ia mengalami serangan kecemasan.
Van Gogh menemukan bahwa Begemann telah mencoba bunuh diri dengan menelan racun. Dia memaksanya untuk memuntahkan racun tersebut dan berkonsultasi dengan dokter. Hubungan mereka pun berakhir.
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR