Konflik Mendadak dengan Penjajah Romawi
Suku Catuvellauni tidak asing dengan konflik, sering terlibat dalam pertempuran dengan suku-suku tetangga untuk memperebutkan wilayah kekuasaan.
Ambisi ekspansionis mereka mencapai puncaknya di bawah kepemimpinan kepala suku terkenal Cassivellaunus, yang memerintah selama abad ke-1 SM.
Menurut Aleksa, Cassivellaunus paling diingat karena pembangkangannya terhadap Julius Caesar selama invasi Romawi pertama ke Britania pada tahun 54 SM.
“Dalam sebuah perlawanan yang luar biasa, ia menyatukan berbagai suku di Inggris, termasuk suku Catuvellauni, pada sebuah front persatuan melawan pasukan Romawi,” kata Aleksa.
Penaklukan ini membawa perubahan besar pada masyarakat mereka, karena pengaruh Romawi merasuk ke dalam setiap aspek kehidupan mereka, mulai dari pemerintahan hingga agama.
Salah satu kepala suku yang paling terkenal dari suku ini adalah Caratacus, pahlawan pemberani yang tidak mau tunduk pada kekuasaan Romawi. Setelah bertahun-tahun berperang, ia akhirnya ditangkap oleh Romawi dan dikirim ke Roma sebagai hadiah perang.
Namun, alih-alih dieksekusi, Caratacus diizinkan untuk hidup bebas di Roma bersama keluarganya. Apa yang membuat dirinya selamat adalah perkataannya kepada kaisar Claudius dan meninggalkan kesan yang begitu kuat kepada kaisar.
yang berhasil menyentuh Claudius:
"Jika tingkat kebangsawanan dan kekayaan saya diimbangi dengan kesuksesan yang sedang-sedang saja, saya akan datang ke Kota ini sebagai seorang teman dan bukan sebagai tawanan … Tetapi nasibku saat ini, yang sangat buruk bagiku, sangat baik bagimu,” Kata Catuvellauni kepada Claudius, dalam catatan Tacitus, sejarawan Romawi kuno.
“ … Jika aku sekarang diserahkan sebagai orang yang langsung menyerah, baik kekayaanku maupun kemuliaanmu tidak akan mencapai kecemerlangan. Juga benar bahwa dalam kasus saya, pembalasan apa pun akan diikuti dengan pelupaan. Di sisi lain, jika Anda menjaga saya dengan aman dan sehat, saya akan menjadi contoh abadi dari pengampunan Anda."
Akhir dari Britania Raya yang Merdeka
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR