Dalam penelusurannya, hal ini dipicu kawasan pesisir yang banyak membuka tambak udang. Pergantian air menghasilkan limbah ke perairan. "Pakan yang tidak dimakan akan mengendap, setiap hari ditambah lagi. Kemudian ada mikroba yang menghasilkan amonia," jelas Slamet. "Begitu dipanen, air bekas tambak ini idealnya harus diproses sebelum dibuang ke laut."
Ancaman Keberlanjutan Kepulauan Karimunjawa
Dalam siaran pers 21 Maret 204, Rasio Ridho Sani, Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK telah melakukan penyelidikan terhadap pembangunan sarana tambak udang ilegal di Taman Nasional Karimunjawa.
Limbah yang disebabkan tambak udang tersebut mengganggu terumbu karang. Padahal, terumbu karang memiliki ragam manfaat bagi Kepulauan Karimunjawa. Selain menyerap emisi karbon dioksida dan menjadi rumah bagi ragam biota laut, terumbu karang Karimunjawa selama ini terkenal menjadi daya tarik wisatawan.
Maraknya tambak udang yang muncul di mengancam Kepulauan Karimunjawa dalam menghadapi kenaikan air laut. Hal itu dijelaskan oleh Sri Rejeki, pakar akuakultur Universitas Diponegoro.
"Budidaya udang intensifikasi memang dampaknya luar biasa, untuk budidaya udang, airnya itu diambil dari laut dan tidak tertutup kemungkinan menggunakan air tanah karena harus diencerkan," ungkap Sri, dikutip dari Kumparan.
Potensi yang terjadi bisa menyebabkan kepulauan di tengah Laut Jawa ini kerap diterpa banjir rob seperti yang terjadi pada Desa Timbulsloko, Kabupaten Demak. Abainya terhadap permasalahan ini memicu banjir menggerus daratan yang lambat laun menenggelamkan Karimunjawa.
"Masyarakat kebanjiran terus karena tanah turun, dan tidak ada proteksi pantai, derita tak kunjung padam, salah satu contohnya disini Timbulsloko. Dan jika ini dibiarkan Karimunjawa juga bisa tenggelam," tambahnya.
Satu-satunya yang dapat mempertahankan keberlanjutan pesisir di Kepulauan Karimunjawa adalah dengan mengembalikan ekosistem mangrove di pesisir. Mangrove bermanfaat dalam mempertahankan kawasan pesisir dari abrasi dan juga menyerap lebih banyak karbon.
Dengan demikian, mempertimbangkan kembali keberadaan tambak udang sangat diperlukan oleh pemerintah setempat. Tambak udang di Karimunjawa sebagian dapat ditutup.
Sebagai gantinya, pemerintah atau pemangku kepentingan lainnya dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat yang siap beralih dari tambak udang demi keberlanjutan Karimunjawa.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR