Nationalgeographic.co.id—Saat ini sebagian besar terumbu karang di dunia sedang terancam atau bahkan rusak dan berpotensi tidak dapat diperbaiki lagi.
Namun sebuah penelitian baru yang dilaporkan dalam jurnal Current Biology pada 8 Maret 2024 memberikan kabar yang menggembirakan: upaya memulihkan terumbu karang tidak hanya meningkatkan tutupan karang, tetapi juga bisa mengembalikan fungsi penting ekosistem yang penting, dan pemulihannya berlangsung sangat cepat.
“Kami menemukan bahwa terumbu karang yang dipulihkan dapat tumbuh dengan kecepatan yang sama seperti terumbu karang yang sehat hanya dalam waktu empat tahun setelah transplantasi karang,” kata Ines Lange dari University of Exeter, Inggris.
“Ini berarti mereka [terumbu karang] menyediakan banyak habitat bagi kehidupan laut dan secara efisien melindungi pulau di dekatnya dari energi gelombang dan erosi.”
“Kecepatan pemulihan yang kami lihat sungguh luar biasa,” imbuhnya. “Kami tidak mengira pemulihan penuh dari produksi kerangka terumbu hanya dalam waktu empat tahun.”
Penelitian yang dilakukan oleh Lange dan rekan-rekan internasionalnya ini dilakukan di Program Restorasi Terumbu Karang Mars di Sulawesi Selatan, Indonesia. Ini merupakan salah satu proyek restorasi terumbu karang terbesar di dunia.
Proyek ini bergantung pada transplantasi karang dan penambahan substrat untuk memulihkan terumbu yang rusak parah akibat penangkapan ikan dengan bahan peledak 30 atau 40 tahun lalu.
Tanpa campur tangan manusia, terumbu karang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda pemulihan karena adanya puing-puing karang lepas yang menghalangi larva karang muda untuk bertahan hidup.
Upaya restorasi telah menambahkan jaringan struktur baja berlapis pasir yang berkesinambungan untuk mengkonsolidasikan puing-puing dan menawarkan struktur untuk transplantasi fragmen karang.
Pertanyaannya adalah apakah dan seberapa cepat situs yang dipulihkan tersebut akan pulih. Untuk mengetahuinya, para peneliti mengukur persediaan karbonat dari 12 lokasi yang telah direstorasi pada waktu berbeda, hingga empat tahun lalu.
“Karang terus-menerus menambahkan kalsium karbonat ke dalam kerangka terumbu sementara beberapa ikan dan bulu babi mengikisnya, jadi menghitung keseluruhan karbonat pada dasarnya memberi tahu Anda apakah terumbu secara keseluruhan tumbuh atau menyusut,” kata Lange.
“Pertumbuhan terumbu karang yang positif penting untuk mengimbangi kenaikan permukaan laut, melindungi garis pantai dari badai dan erosi, serta menyediakan habitat bagi hewan karang.”
Tim peneliti ingin mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan pertumbuhan terumbu karang yang sehat dan fungsi-fungsi terkait. Data mereka menunjukkan bahwa pertumbuhan pesat karang yang ditransplantasikan mendukung pemulihan tutupan karang dan produksi karbonat.
Faktanya, hanya dalam waktu empat tahun, persediaan karbonat bersih telah meningkat tiga kali lipat sehingga setara dengan persediaan karbonat di lokasi pengendalian yang sehat.
Namun ada beberapa perbedaan penting. Karena karang bercabang lebih ditransplantasikan dibandingkan karang lainnya, susunan komunitas terumbu yang dipulihkan berbeda-beda.
Para peneliti mengatakan perbedaan tersebut “dapat mempengaruhi penyediaan habitat bagi beberapa spesies laut dan ketahanan terhadap gelombang panas di masa depan, karena karang bercabang lebih sensitif terhadap pemutihan.”
Studi jangka panjang diperlukan untuk melihat apa yang terjadi seiring berjalannya waktu dan dalam keadaan tertekan. Temuan ini menunjukkan tindakan pengelolaan aktif dapat membantu meningkatkan ketahanan terumbu. Selain itu pengelolaan itu mengembalikan fungsi ekosistem yang penting bagi kehidupan laut dan komunitas lokal dalam periode waktu tertentu, demikian menurut para peneliti.
Para peneliti berharap, seiring berjalannya waktu, terumbu karang yang dipulihkan secara alami akan menghasilkan lebih banyak spesies karang yang beragam.
Namun, mereka mencatat bahwa apa yang akan terjadi di suatu lokasi di seluruh dunia akan bergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi lingkungan dan teknik restorasi.
“Seperti yang sering terjadi, tidak ada solusi yang bisa diterapkan untuk semua, tetapi kami berharap contoh positif ini dapat digunakan sebagai inspirasi bagi proyek restorasi terumbu karang lainnya di seluruh dunia,” kata Lange.
Tim Lamont, salah satu penulis studi di Lancaster Environment Centre, Lancaster University, Inggris, menambahkan, “Hasil studi ini memberi kita dorongan bahwa jika kita dapat dengan cepat mengurangi emisi dan menstabilkan iklim, kita memiliki cara yang efektif untuk membantu menumbuhkan kembali terumbu karang."
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR