Matahari, dengan massanya yang jauh lebih besar dibandingkan planet-planet, memiliki gaya tarik gravitasi yang sangat kuat.
Gaya inilah yang mengikat planet-planet dalam orbitnya, mencegah mereka melayang ke angkasa luar.
Analogi yang tepat untuk menggambarkan fenomena ini adalah dengan membayangkan sebuah bola yang diayunkan dengan tali.
Semakin kencang bola diayunkan, semakin kuat tarikan tali yang menahannya agar tidak terlempar.
Sama halnya dengan planet-planet, semakin besar kecepatan orbit mereka, semakin kuat pula gaya gravitasi Matahari yang menahannya di jalurnya.
Perlu diingat bahwa orbit planet bukanlah lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips.
Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh gravitasi dari planet-planet lain di tata surya.
Meskipun demikian, pengaruh gravitasi Matahari tetaplah yang dominan, memastikan planet-planet tetap bergerak dalam orbitnya masing-masing.
Sebelum pemahaman heliosentris ini muncul, Bumi dianggap sebagai pusat tata surya dalam model geosentrisme.
Model ini menempatkan Bumi sebagai pusat, dengan Matahari dan benda langit lainnya berputar mengelilinginya.
Namun, model geosentrisme memiliki banyak kelemahan dan tidak dapat menjelaskan berbagai fenomena astronomi dengan akurat.
Baca Juga: Mengapa Matahari yang Menjadi Pusat Tata Surya? Ini 4 Alasannya
KOMENTAR