Orbit Bulan yang Miring
Bulan membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengorbit Bumi. Jika bulan mengorbit pada bidang yang sama dengan ekliptika - bidang orbit Bumi - kita akan mengalami minimal dua gerhana setiap bulan.
Akan ada gerhana bulan di setiap bulan purnama. Dan, kira-kira dua minggu kemudian akan terjadi gerhana matahari pada saat bulan baru dengan total minimal 24 gerhana setiap tahun.
Namun, hal itu tidak terjadi. Seperti dilansir dari EarthSky, alasannya adalah orbit bulan mengelilingi Bumi miring sekitar 5 derajat terhadap orbit Bumi mengelilingi matahari.
Dua kali dalam sebulan, bulan memotong ekliptika - bidang orbit Bumi - di titik-titik yang disebut nodus. Jika bulan bergerak dari selatan ke utara dalam orbitnya, itu adalah nodus meninggi. Jika bulan bergerak dari utara ke selatan, itu adalah nodus menurun.
Jika bulan purnama atau bulan baru bergerak mendekati salah satu dari nodus ini, maka gerhana pasti akan terjadi.
Gerhana Datang Berpasangan
Gerhana matahari dan bulan selalu datang berpasangan, dengan satu gerhana mengikuti yang lainnya dalam periode dua minggu (sekitar dua minggu).
Misalnya, gerhana bulan penumbra nodus menurun pada 24-25 Maret 2024, didahului oleh gerhana matahari total nodus meninggi pada 8 April 2024.
Kemudian tepat enam bulan lunar (enam bulan purnama) setelah gerhana bulan penumbra nodus menurun pada 24-25 Maret 2024, akan terjadi gerhana bulan sebagian nodus meninggi pada 17-18 September 2024.
Dan tepat enam bulan lunar (enam bulan baru) setelah gerhana matahari total asenden pada 8 April 2024, akan terjadi gerhana matahari cincin nodus menurun pada 2 Oktober 2024.
Baca Juga: Sikap Kelam Kaisar Tiongkok hingga Shakespeare atas Gerhana Matahari
KOMENTAR