Pusat data dan server yang melayani aktivitas internet kita membutuhkan energi yang besar, dan sebagian besar berasal dari pembakaran energi fosil.
3. Jejak Digital yang Meningkat
Tren mata uang kripto dan token non-fungible token (NFT) semakin marak dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik kemudahan dan keuntungan yang ditawarkan, terdapat jejak digital yang besar dan berdampak pada lingkungan.
Proses penambangan mata uang kripto dan transaksi NFT membutuhkan energi listrik yang sangat tinggi, sehingga turut meningkatkan emisi gas rumah kaca.
4. Hilangnya Hutan sebagai Penyerap Karbon
Hutan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan iklim bumi dengan menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Akan tetapi, penggundulan hutan secara besar-besaran untuk kepentingan alih fungsi lahan menjadi pemukiman atau pertanian telah menyebabkan berkurangnya kemampuan bumi menyerap karbon dioksida.
Akibatnya, gas rumah kaca tersebut semakin terakumulasi di atmosfer dan memicu pemanasan global.
5. Peternakan dan Konsumsi Daging
Aktivitas peternakan, terutama ternak sapi, kambing, dan domba, menghasilkan gas metana dalam jumlah yang besar.
Baca Juga: Upaya Menyelamatkan Petra dari Kehancuran akibat Perubahan Iklim
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.
KOMENTAR