Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda bertanya-tanya, “apa yang dimaksud dengan efek rumah kaca”? Fenomena ini memengaruhi setiap aspek kehidupan di Bumi kita. Namun, tidak semua orang memahami apa itu sebenarnya.
Kita semua merasakan perubahan iklim, tapi apakah kita tahu penyebabnya? Efek rumah kaca adalah kunci utama yang perlu kita pahami.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak artikel berikut. Ini akan membuka mata Anda tentang definisi dan penyebab efek rumah kaca.
Pengertian Efek Rumah Kaca
Melansir NASA, efek rumah kaca adalah proses di mana panas terperangkap di dekat permukaan Bumi oleh zat-zat yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca.’ Gas-gas ini, yang terjadi secara alami di atmosfer, meliputi karbon dioksida, metana, nitrogen oksida, dan gas-gas fluorinasi yang kadang disebut klorofluorokarbon (CFC).
Bayangkan gas-gas ini seperti selimut yang nyaman melingkupi planet kita, membantu mempertahankan suhu yang lebih hangat daripada yang seharusnya. Sebab, bersama dengan uap, gas-gas tadi bereaksi terhadap perubahan suhu. Peristiwa yang disebut sebagai ‘umpan balik’ tersebut memperkuat efek dari gaya yang awalnya menyebabkan pemanasan.
Gas rumah kaca merupakan bagian dari atmosfer Bumi. Inilah mengapa Bumi sering disebut sebagai planet ‘Goldilocks’ – kondisinya pas, tidak terlalu panas atau terlalu dingin, memungkinkan kehidupan berkembang.
Bagian dari apa yang membuat Bumi begitu cocok adalah efek rumah kacanya yang alami, yang mempertahankan suhu rata-rata sekitar 15°C (59°F). Namun, dalam satu abad terakhir, aktivitas manusia telah mengganggu keseimbangan energi Bumi. Pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan pelepasan karbon dioksida dan gas rumah kaca lainnya ke atmosfer menjadi pemicu utama.
Mengapa karbon dioksida menjadi sorotan? Para ilmuwan telah menentukan bahwa karbon dioksida memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas atmosfer Bumi. Jika karbon dioksida dihilangkan, efek rumah kaca di daratan akan runtuh, dan suhu permukaan Bumi akan turun secara signifikan, sekitar 33°C (59°F).
Sejak Revolusi Industri pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, seperti dilansir dari National Geographic, manusia telah melepaskan jumlah besar gas rumah kaca ke atmosfer. Jumlah itu melonjak pesat dalam satu abad terakhir. Emisi gas rumah kaca meningkat 70 persen antara 1970 dan 2004.
Emisi karbon dioksida, gas rumah kaca yang paling penting, naik sekitar 80 persen selama periode tersebut. Kadar karbon dioksida di atmosfer saat ini jauh melebihi rentang alami yang terlihat selama 650.000 tahun terakhir.
Baca Juga: Penelitian Ungkap Bagaimana Aktivitas Orang Romawi Cemari Atmosfer
KOMENTAR