Menurut Radityo, hingga kini, teknik produksi PLA secara in vivo masih kurang dieksplorasi dibandingkan PHA. Riset-riset yang ada pun masih sangat terfokus pada sistem bakteri. Selain itu, belum ada laporan yang mengeksplorasi produksi PLA berbasis monomer L-laktat (PLLA) secara in vivo.
“Melalui riset ini, kami telah berhasil mendesain metabolisme ragi agar dapat memproduksi monomer asam L-laktat maupun polimer targetnya (PLLA),” ungkapnya.
Radityo meyakini teknik ini dapat menciptakan keberlanjutan di industri plastik. Sebab, teknik ini memiliki potensi untuk dapat memproduksi bioplastik yang bukan berasal dari bahan baku berbasis fosil melalui teknologi produksi ramah lingkungan.
“Metode ini masih belum banyak dikaji, karena publikasi yang membahasnya masih sedikit. Publikasi pertama yang membahas metode ini terbit tahun 2008 dan setelah itu tidak terlalu banyak dikaji hingga saat ini,” terangnya.
“Mayoritas berfokus pada bakteri. Padahal banyak sekali potensi yeast yang dapat digali,” pungkasnya.
Source | : | Brin.go.id |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR