Hari itu, Maria mengikuti kelas matematika dan ujian bahasa Inggris dengan seorang guru yang menakutkan. Ketika bangun pagi itu, Maria merasakan tanda-tanda pasti bahwa bayinya akan segera lahir. Meski begitu, ia tidak ingin melewatkan ujian.
Ketika ujian telah selesai, Maria pun menemui gurunya.
“Guru,” katanya dengan suara serak karena kontraksi yang terus-menerus, “Saya harus pergi. Air ketuban saya pecah.”
“Kamu belum bisa meminta izin, Victoria,” jawab sang guru. Ia tidak menyadari bahwa muridnya sedang mengandung dan hampir melahirkan.
Akhirnya, Maria diberi izin dan berjalan dua blok menuju rumah ibunya. Dalam perjalanan, Maria harus berhenti setiap 10 detik karena rasa sakit yang menyiksa akibat kontraksi.
Setengah jam setelah Maria tiba di Rumah Sakit El Rosario di pusat kota Medellin, bayinya lahir. Maria memberi kabar kepada teman-temannya agar mereka datang mengunjungi ia dan bayinya, Juan Pablo.
Selama dekade berikutnya, Pablo Escobar menjadi sangat kaya.
Kekayaan Escobar memungkinkan Maria untuk menyelesaikan pendidikan dan melakukan perjalanan ke banyak tempat di Kolombia dan seluruh dunia. Maria juga menghadiri peragaan busana dan desain interior terbaik di Italia dan Prancis.
Maria bermimpi menjadi seorang profesional yang terkenal dan dihormati. Namun rupanya perpaduan antara uang dan kekuasaan mendorong Maria ke dalam pusaran angin yang membuatnya tidak merasakan bahaya yang mengintai.
Mereka pindah ke Hacienda Napoles, sebuah kawasan indah di kawasan Antioquia. Rumah baru itu pun menjadi pusat kehidupan baru bagi Escobar. Di sana Escobar menjalani kehidupan ganda: dengan keluarga dan dengan geng serta gundiknya.
Escobar memiliki bisnis yang tidak diketahui istri dan keluarganya. Ia selalu menyembunyikan kenyataan dari istrinya.
Untuk bertemu dengan kekasihnya, Escobar membangun apartemen yang disamarkan di belakang istal. Apartemen itu sangat dekat dengan rumah induk.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR