Nationalgeographic.co.id—Pilar Hercules merupakan sebuah sebutan kuno untuk dua tanjung yang terletak di pintu masuk timur Selat Gibraltar. Selat yang lebarnya hanya 14 kilometer ini berfungsi sebagai batas antara Laut Mediterania dan Samudra Atlantik.
Selat tersebut secara efektif membagi benua Afrika dan Eropa. Namun apa kaitan dengan Hercules, pahlawan mitologi Yunani?
Batu Karang Gibraltar, yang pada zaman dahulu dikenal sebagai Gunung Calpe, berdiri sebagai pilar utara Gibraltar. Lokasi spesifik pilar selatan, Mons Abila, di sisi selat Afrika masih belum pasti, dengan dua pesaing utama adalah Monte Hacho di Ceuta, sebuah eksklave Spanyol di pantai Maroko, dan Jebel Musa di Maroko.
Sepanjang sejarah, hingga zaman sekarang, pilar-pilar tersebut telah mempertahankan resonansi yang signifikan dalam mitologi dan budaya. Dikaitkan dengan sosok legendaris Hercules, mitos penciptaan pilar telah meresap ke berbagai aspek ekspresi manusia.
Hal ini bisa ditemukan dalam dalam sastra, seni, musik, arsitektur. Pilar Hercules bahkan mendapat tempat penting Kerajaan Spanyol.
Pilar Hercules dalam Mitologi Yunani
Asal-usul Pilar Hercules dapat ditelusuri kembali ke mitologi Yunani kuno. Saat itu pahlawan Hercules ditugaskan dengan dua belas pekerjaan yang menantang sebagai bentuk penebusan dosa. Pekerjaan ini, yang ditugaskan oleh Eurystheus, dimaksudkan sebagai ujian yang tidak dapat diatasi.
Salah satu tugas yang paling terkenal adalah mencuri Sapi Geryon, makhluk tangguh yang tinggal di pulau Erytheia di ujung barat Mediterania. Di ujung barat inilah Pilar Hercules konon melambangkan ujung dunia yang diketahui, menandai ujung perjalanan legendaris Hercules.
Pindar, seorang penyair Yunani menyebut pilar-pilar ini sebagai 'Gerbang Gades'. Ia menggambarkannya sebagai ambang batas tertinggi yang dicapai Hercules dalam petualangannya.
Istilah 'Pilar Hercules' baru diciptakan sampai Plato menyebutkannya dalam kaitannya dengan Atlantis, menempatkan pulau di sebelah barat penanda monumental ini. Meskipun telah disebutkan sebelumnya, lokasi sebenarnya dari pilar-pilar ini masih ambigu. Namun orang Romawi mengintegrasikan mitos tersebut ke dalam narasi mereka sendiri.
Penulis Seneca dan Pliny the Elder menggambarkan Hercules mengukir Selat Gibraltar dengan membelah Gunung Atlas atau menyatukan dua daratan yang terpisah. Tindakan ini menghubungkan Samudra Atlantik dengan Laut Mediterania. Tindakan ini juga memunculkan Pilar Hercules yang ikonik, yang menggambarkan batas antara dua perairan tersebut.
Baca Juga: Mitologi Yunani: Saat Hercules Jalani 12 Tugas sebagai Penebusan Dosa
Dalam penggambaran lain oleh penulis Romawi Diodorus Siculus. Hercules digambarkan menggunakan dua tanjung untuk mempersempit selat, mencegah entitas mengerikan dari Atlantik menyusup ke Mediterania.
Alternatifnya, catatan lain menyatakan bahwa Hercules mendirikan pilar-pilar untuk menopang langit. Langit melambangkan batas dunia yang diketahui pada saat itu.
Hal ini merupakan sebuah keyakinan yang dijunjung sejak zaman kuno hingga Abad Pertengahan. Saat itu ekspedisi Christopher Columbus menemukan daratan di luar batas yang dianggap tersebut.
Sepanjang sejarah, Pilar Hercules telah menjadi inspirasi abadi, memicu kreativitas dalam berbagai bentuk seni. Dalam Inferno karya Dante, Ulysses bertualang melampaui pilar-pilar ini untuk mengejar hal-hal yang tidak diketahui.
Petualangannya itu merupakan sebuah pencarian berani yang mengarah pada penemuan dan tragedi. Perjalanannya, didorong oleh rasa haus yang tak terpuaskan akan pengetahuan, merangkum daya tarik dan bahaya yang terkait dengan melampaui batas.
Warisan Pilar Hercules kemudian meluas ke musik. Penyair Rusia Alexander Gorodnitsky mendapat inspirasi untuk sebuah lagu yang memuat nama mereka. Merujuk pada eksploitasi legendaris Ulysses, lagu ini merangkai kisah petualangan dan eksplorasi. Kisah itu mencerminkan semangat pengembaraan pelaut zaman dahulu.
Dalam Instauratio Magna karya Sir Francis Bacon, Pilar Hercules melambangkan lebih dari sekadar landmark geografis. Pilar ini mewujudkan esensi pencerahan intelektual dan kemajuan ilmiah. Penolakan Bacon terhadap kebijaksanaan konvensional mencerminkan semangat kepeloporannya dalam menantang paradigma yang ada.
Seni kontemporer juga memberi penghormatan kepada signifikansi mitologis Pilar Hercules. Seperti yang terlihat dalam patung-patung monumental Ginés Serrán-Pagán. Patung-patung tersebut menggambarkan tindakan Hercules dalam memisahkan dan menyatukan benua. Karya-karya perunggu ini berdiri sebagai bukti simbolisme Pilar Hercules yang abadi dalam membentuk persepsi harmoni dan persatuan global.
Bahkan dalam desain arsitektur, pengaruh Pilar Hercules sangat besar, sebagaimana dibuktikan oleh Torres de Hercules di Spanyol. Menara kembar ini, mengingatkan pada pilar-pilar kuno, berdiri tegak di sepanjang pantai. Menara ini mencerminkan warisan abadi Hercules dan peran simbolisnya dalam menjembatani benua baik secara fisik maupun metaforis.
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR