Bagi bangsa Romawi, dewa-dewi bukan hanya sosok yang dipuja, tetapi juga pelindung dan pembimbing yang patuh pada aturan dan norma yang berlaku.
* Penampilan fisik
Bagi orang Yunani, keindahan fisik adalah cerminan dari kekuatan dan kebajikan. Para dewa dan dewi mereka digambarkan dengan tubuh yang kuat, proporsional, dan rupawan.
Zeus, sang raja para dewa, digambarkan sebagai pria berwibawa dengan jenggot lebat dan rambut perak. Athena, dewi kebijaksanaan, tampil anggun dengan baju zirah berkilauan dan pedang di sisinya.
Keburukrupaan dalam mitologi Yunani pun tak luput dari estetika. Monster-monster mengerikan seperti Typhon dengan seratus kepalanya, Medusa dengan rambut ularnya, dan Scylla dengan rahang-rahang tajamnya digambarkan dengan detail yang mengerikan.
Di Romawi, penggambaran fisik dewa-dewi mereka jauh lebih minim. Jarang sekali ada deskripsi detail tentang rupa para dewa dan dewi Romawi dalam mitologi mereka. Hal ini memberikan keleluasaan bagi imajinasi masyarakat Romawi untuk membayangkan sendiri wujud para dewa dan dewinya.
* Pandangan terhadap manusia
Masyarakat Yunani percaya bahwa peran manusia adalah untuk hidup dengan baik, memberikan kontribusi pada masyarakat, dan menghormati para dewa selama hidup mereka.
Cerita-cerita pahlawan Yunani seperti Herakles dan Odysseus menunjukkan bagaimana manusia dapat mencapai kejayaan dan pengakuan, namun tetap berada dalam batas-batas kemanusiaan mereka.
Di sisi lain, bangsa Romawi memiliki pandangan yang berbeda. Mereka percaya bahwa manusia memiliki potensi untuk mencapai kehebatan yang hampir setara dengan dewa.
Cerita-cerita dalam mitologi Romawi sering kali menampilkan manusia yang berinteraksi dengan dewa secara langsung, bahkan mendapatkan keturunan dari mereka.
Baca Juga: Selidik Hyperborea, Negeri Mitologi Yunani yang Diselimuti Hutan Ajaib
KOMENTAR