Di bawah pemerintahan Hatshepsut, Mesir menikmati masa stabilitas dan kemakmuran. Dia memperluas jaringan perdagangan Mesir, terutama ekspedisi ke Tanah Punt.
Berkat perdagangan, Mesir menikmati kekayaan besar, termasuk gading, emas, dan mur. Hal ini tidak hanya meningkatkan perekonomian Mesir, tetapi juga menunjukkan kehebatan Hatshepsut dalam diplomasi dan perdagangan internasional.
Hatshepsut juga merupakan pelindung seni dan arsitektur. Pencapaian arsitekturnya yang paling terkenal adalah kuil kamar mayatnya di Deir el-Bahri, dekat Luxor. “Kuil itu dianggap sebagai salah satu keajaiban arsitektur Mesir kuno,” tambah Seaver.
Setelah kematian Hatshepsut, Thutmose III mendapatkan kembali kendali penuh atas takhta dan berusaha menghapus ibu tirinya dari sejarah. Ia pun merusak monumennya dan menghapus namanya dari catatan resmi. Namun, penemuan arkeologi modern telah mengembalikan Hatshepsut ke posisi yang selayaknya sebagai salah satu firaun paling efektif dan berpengaruh di Mesir.
Zenobia (Palmyra)
Zenobia adalah ratu Palmyra, sebuah kota kuno yang terletak di Suriah modern. Ia menjadi terkenal pada pertengahan abad ke-3 M sebagai istri Raja Odaenathus.
Setelah suaminya dibunuh pada tahun 267 M, Zenobia menjadi wali bagi putranya yang masih kecil, Wahballat. Namun, ia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai ratu penguasa dan memulai jalan ambisius yang menantang otoritas Romawi.
Di bawah pemerintahan Zenobia, Palmyra mengalami masa keemasan. Tidak hanya berpendidikan, suatu prestasi yang langka bagi wanita pada masa itu, dia juga bisa berbicara berbagai bahasa. Termasuk bahasa Aram, Yunani, dan Mesir.
Zenobia banyak berinvestasi dalam pengembangan budaya dan ekonomi kotanya. Namun ambisi militernyalah yang menandai pemerintahannya.
Pada tahun 270 M, Zenobia telah mencaplok sebagian besar wilayah Romawi bagian timur, termasuk Mesir dan sebagian Asia Kecil. Pasukannya menaklukkan Mesir dengan mengalahkan prefek Romawi dan mengeklaim sebagian besar wilayah Levant. Ia mendorong batas-batas kekaisarannya dan mengancam dominasi Romawi di timur.
Ekspansinya membuat murka Kaisar Romawi Aurelian. Pada tahun 272 M, sang kaisar melancarkan serangan balasan. Ia akhirnya menangkap Zenobia dan menjadikannya sebagai tawanan. Menurut beberapa catatan, Zenobia diarak dalam kemenangan Aurelian di Roma, dihiasi dengan rantai emas.
Source | : | History Defined |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Utomo Priyambodo |
KOMENTAR