Nationalgeographic.co.id—Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa makhluk laut raksasa dalam foto di atas disebut paus sperma?
Dalam dunia hewan, nama seringkali menyimpan kisah dan misteri yang menarik. Paus sperma dengan bentuk tubuhnya yang unik dan kebiasaan hidupnya yang misterius telah menjadi subjek penelitian dan perdebatan selama berabad-abad.
Lalu, apa sebenarnya hubungan antara nama megah ini dengan makhluk laut yang satu ini?
Artikel ini akan mengajak Anda untuk menjelajahi dunia hewan dan mengungkap asal-usul nama yang telah menjadi identitas dari spesies yang mengagumkan ini.
Raksasa samudra
Siapa yang tak terpukau oleh sosoknya yang megah? Paus sperma (Physeter macrocephalus) adalah raksasa samudra yang mencuri perhatian dengan penampilannya yang khas.
Dengan kepala kotak besar dan rahang bawah yang ramping, paus ini mudah dikenali di antara mamalia laut lainnya. Kulitnya yang berwarna abu-abu gelap atau coklat, berkilau, dan dihiasi bercak-bercak putih di bagian perut menambah kesan misterius pada tubuhnya yang kekar.
Sebagai perenang ulung, seperti dilansir dari laman Britannica, paus sperma dilengkapi sirip dada yang berbentuk dayung dan serangkaian punuk membulat di punggungnya.
Jantan dewasa dari spesies ini bisa mencapai panjang hingga 24 meter dan beratnya bisa mencapai 50 ton! Bandingkan dengan betina yang umumnya berukuran lebih kecil, sekitar 14 meter dan beratnya kurang dari 25 ton.
Kemampuan menyelam paus sperma sungguh mengagumkan. Mereka seringkali melakukan penyelaman dalam hingga 350 meter untuk mencari makanan. Bahkan, ada catatan tentang paus sperma yang terjerat kabel pada kedalaman lebih dari 1.000 meter!
Bayangkan, mereka bisa menghabiskan waktu hingga satu jam atau lebih di bawah permukaan laut sebelum muncul kembali untuk menghirup udara segar selama 10 menit. Setiap kali muncul, mereka akan bernapas cepat sekitar 10 detik sekali.
Baca Juga: Dunia Hewan: Pergeseran Spesies Paus Besar ke Selatan di Selandia Baru
Kecepatan renang paus sperma juga patut diacungi jempol. Dalam perjalanan biasa, mereka bisa berenang dengan kecepatan 4 knot. Namun, jika sedang terburu-buru, mereka mampu mencapai kecepatan hingga 20 knot dalam jarak pendek.
Paus sperma, si raksasa samudra, dikenal sebagai penguasa kedalaman. Mamalia laut ini mendiami perairan tropis dan sedang di seluruh dunia, seringkali berkelompok dengan jumlah sekitar 15 hingga 20 ekor.
Namun, para jantan dewasa seringkali lebih memilih hidup menyendiri dan menjelajahi wilayah yang lebih dingin.
Mencapai kematangan seksual pada usia 7 hingga 13 tahun, paus sperma terus tumbuh hingga usia 25 hingga 45 tahun dan memiliki usia harapan hidup mencapai 62 tahun. Sebagai karnivora sejati, makanan utama mereka adalah cephalopoda, terutama cumi-cumi raksasa yang legendaris, Architeuthis dux.
Misteri organ spermaceti
Salah satu ciri khas paus sperma adalah kepalanya yang sangat besar, membentuk sepertiga dari total panjang tubuhnya dan diperkirakan memiliki berat lebih dari sepertiga total berat badannya.
Rahang bawah biasanya dilengkapi dengan 36 hingga 50 gigi besar berbentuk kerucut, sementara rahang atas memiliki sejumlah gigi vestigial yang tidak tumbuh keluar.
Kepala ini memiliki hidung dan bibir atas yang berkembang dengan kompleks, tempat organ spermaceti (yang disebut "case" oleh pemburu paus) terisi cairan. Minyak sperma dan spermaceti diekstrak dari cairan ini untuk digunakan sebagai penerangan dan pelumas.
Organ spermaceti unik bagi paus sperma. Organ ini memiliki volume hingga 2.000 liter dan dapat memanjang hingga 40 persen dari panjang tubuh paus.
Selama berabad-abad, organ ini telah memikat para ilmuwan. Namun, hingga saat ini fungsinya yang sebenarnya masih menjadi teka-teki. Dia menjadi pusat berbagai teori.
Sebagian besar teori berfokus pada peran organ ini dalam penyelaman dalam yang sering dilakukan oleh paus sperma. Sementara beberapa ilmuwan berpendapat bahwa spermaceti berfungsi sebagai semacam "penyeimbang" yang membantu paus mengatur daya apung saat menyelam dan muncul ke permukaan.
Baca Juga: Paus Sperma Ditemukan Mati dengan 100 Kilogram Sampah di Perutnya
Ada pula yang berteori bahwa organ ini berperan dalam produksi suara yang digunakan untuk ekolokasi (sonar alami) dan komunikasi dengan paus sperma lainnya.
Keberadaan spermaceti ini pula yang membuat paus sperma, selama berabad-abad, menjadi target perburuan. Minyak ini memiliki nilai tinggi sebab dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari pembuatan lilin hingga bahan kosmetik.
Paus putih yang legendaris dalam novel Moby Dick (1851) karya Herman Melville yang terkenal diperkirakan adalah seekor paus sperma albino yang menjadi incaran para pemburu.
Selain minyak spermaceti, paus sperma juga menghasilkan ambergris, sebuah zat wangi yang sangat berharga dan digunakan dalam industri parfum. Ambergris terbentuk di dalam usus paus sperma sebagai reaksi terhadap benda-benda asing yang tidak dapat dicerna, seperti paruh cumi-cumi.
Kehidupan sosial yang kompleks
Paus sperma sendiri ternyata memiliki kehidupan sosial yang kompleks. Para ilmuwan telah menemukan bahwa paus-paus cerdas ini berkomunikasi satu sama lain menggunakan serangkaian klik yang unik, yang mereka sebut sebagai "coda".
Setiap kelompok paus sperma memiliki "dialek" coda yang berbeda, mirip dengan aksen pada manusia. Bahkan, mereka mampu mengembangkan strategi pertahanan diri dan mengajarkannya kepada anggota kelompok lainnya, seperti cara menghindari kapal penangkap ikan.
Nama "Physeter" yang diberikan pada paus sperma berasal dari bahasa Yunani yang berarti "peniup", merujuk pada cara mereka bernapas. Selain paus sperma yang kita kenal, keluarga Physeteridae juga menaungi dua spesies yang lebih kecil: paus sperma kerdil dan paus sperma pigmi.
Walaupun sama-sama termasuk dalam keluarga yang sama, kedua spesies ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil dan hidup di perairan yang lebih dangkal.
Jejak evolusi paus sperma membawa kita kembali jutaan tahun lalu. Fosil-fosil menunjukkan bahwa paus sperma modern dengan ciri khas kepalanya yang besar sudah ada sejak sekitar 20 juta tahun yang lalu.
Namun, asal-usul keluarga Physeteridae sendiri jauh lebih tua lagi, terpisah dari kelompok paus bergigi lainnya sejak awal.
Mengapa Disebut Paus Sperma?
Jadi, mengapa paus ini disebut "sperma"? Apakah karena bentuk tubuhnya yang unik atau ada alasan lain di balik nama tersebut? Ternyata jawabannya terkait dengan organ spermaceti.
Pada era perburuan paus untuk keperluan komersial, banyak pemburu yang sangat tertarik dengan sebuah organ besar yang terdapat di dalam kepala paus sperma.
Organ yang kemudian dikenal dengan spermaceti tersebut diketahui mengandung cairan berwarna putih. Nah, cairan inilah yang kemudian diduga oleh para pemburu sebagai cairan sperma paus.
Padahal, seperti sudah dibahas di atas, cairan tersebut bukanlah sperma, melainkan zat lilin yang unik dan hanya ditemukan pada paus sperma.
Dari penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa nama paus sperma berasal dari zat lilin yang ditemukan di dalam kepalanya. Meskipun penamaan ini bermula dari kesalahpahaman, nama tersebut telah melekat dan menjadi bagian dari identitas paus sperma dalam dunia hewan.
KOMENTAR