Permaisuri sering kali dipilih dari keluarga bangsawan dan diharapkan akan melahirkan pewaris tahta kaisar. Dia juga memainkan peran penting dalam mengelola harem dan menjaga ketertiban di dalamnya.
Di bawah permaisuri terdapat selir, yang diberi peringkat berdasarkan sistem gelar dan pangkat yang rumit. Pangkat-pangkat ini tidak statis; pangkat-pangkat tersebut dapat berubah berdasarkan dukungan kaisar, kelahiran putra, atau pengaruh keluarga wanita.
Para selir terutama bertanggung jawab untuk melahirkan anak-anak kaisar, tetapi mereka juga memainkan peran dalam kehidupan sosial dan budaya harem.
Selain istri-istri dan selir-selir kaisar, harem juga menampung kerabat perempuan kaisar, seperti ibu, saudara perempuan, dan anak perempuannya. Para wanita ini sering kali memiliki pengaruh signifikan dalam harem dan dapat memainkan peran dalam dinamika kekuasaan istana kekaisaran.
Harem juga menjadi rumah bagi sejumlah besar kasim dan pembantu, yang bertanggung jawab atas kehidupan sehari-hari dan melayani para wanita di dalamnya.
Kasim, khususnya, memainkan peran penting dalam berjalannya harem. Hal itu disebabkan karena mereka adalah laki-laki yang dikebiri, mereka dianggap "aman" untuk bertugas di harem.
Seiring berjalannya waktu, beberapa kasim memperoleh kekuasaan dan pengaruh yang signifikan, bertindak sebagai perantara antara wanita di harem dan dunia luar.
Bagaimana rasanya tinggal di harem?
Kehidupan dalam Harem Kekaisaran Tiongkok Kuno bagai dunia tersendiri, diatur oleh aturan ketat, ritual, dan hierarki yang kaku. Meskipun persepsi umum tentang kehidupan yang mewah dan santai, kenyataannya seringkali jauh lebih rumit dan menantang.
Rutinitas harian para wanita di harem disusun dengan sangat cermat. Mereka bangun pagi-pagi untuk melakukan ritual pagi, yang sering kali meliputi persembahan kepada leluhur dan para dewa.
Kemudian dilanjutkan dengan sarapan pagi, setelah itu mereka akan melakukan berbagai kegiatan seperti membaca, menulis, menyulam, musik, dan menari.
Baca Juga: Benarkah Mural Makam dari Kekaisaran Tiongkok Ini Lukiskan Sosok Asing?
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR