Nationalgeographic.co.id—Pada tanggal 2 April 1453, Konstantinus XI, Kaisar Romawi (Bizantium), berdiri di atas benteng Konstantinopel. Ia menyaksikan pasukan Sultan Mehmed II yang perkasa mendekati ibu kotanya.
Pasukan Kekaisaran Ottoman itu sangat besar. Mehmed membawa serta seluruh kekuatan militernya yang berjumlah antara 60.000 hingga 80.000 orang. Juga pasukan angkatan laut yang terdiri dari 320 kapal.
Pertempuran itu berakhir dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kekaisaran Ottoman, peristiwa yang mengubah sejarah dunia.
Konstantinopel yang kerap diserang oleh berbagai bangsa
Pengepungan ini bukanlah pengepungan pertama yang dialami oleh Konstantinopel. Dalam sejarahnya yang panjang, Konstantinopel mengalami banyak pengepungan. Mulai dari bangsa Goth, Sassanid, Avar, Arab, Bulgar, Rusia, Tentara Salib, dan bahkan beberapa pasukan pemberontak Bizantium sendiri.
Sangat sedikit dari mereka yang berhasil melawan mahakarya pertahanan. “Konstantinopel dilindungi oleh parit, menara, gerbang, dan jaringan tembok sepanjang 20 kilometer,” tulis Jean du Plessis di laman The Collector.
Bahkan Kekaisaran Ottoman sendiri sudah berulang kali mencoba menaklukkan Konstantinopel sebelumnya.
Meriam Basilic nan perkasa
Namun, pasukan yang dibawa Mehmed II ke Konstantinopel berbeda dari pasukan sebelumnya. Pasukannya diperkuat dengan 69 meriam. Yang terbesar di antaranya adalah meriam raksasa yang disebut Basilic.
Basilic memiliki ukuran yang sangat besar sehingga harus dipindahkan oleh 90 ekor lembu dan 400 orang. Meriam itu dibuat khusus untuk menghancurkan tembok Konstantinopel hingga menjadi debu.
Basilic memiliki panjang 7,3 meter dengan berat lebih dari 18.000 kilogram Bak monster, Basilic mampu menembakkan bola meriam seberat 550 kg sejauh 1,6 kilometer. Era mesiu telah tiba.
Baca Juga: Sejarah Dunia: Kapan Sebenarnya Konstantinopel Berubah jadi Istanbul?
Source | : | The Collector |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR