Para pencuri ini memiliki koneksi yang baik, penuh perhitungan, dan sangat cermat dalam upaya kriminal mereka.
“Bukti dari Kerajaan Lama, Kerajaan Tengah, dan Kerajaan Baru menunjukkan bahwa perampok makam bisa sangat sabar. Mereka bekerja dalam jangka waktu yang lama untuk membuat terowongan ke dalam makam yang mereka pikir akan penuh dengan harta karun,” tutur Bryan.
Penjarahan terjadi secara konsisten sepanjang sejarah Mesir kuno. Namun, paling umum terjadi selama Periode Menengah Pertama dan Kedua, yang masing-masing mengikuti Kerajaan Lama dan Kerajaan Tengah. Tanpa penguasa yang kuat, kekuasaan menjadi terdesentralisasi dan kerajaan memiliki lebih sedikit uang untuk melindungi makamnya.
Berakhirnya Kerajaan Baru juga menandai dimulainya periode korupsi dan ketidakpastian yang mengakibatkan perampokan makam yang meluas.
Para pejabat mengambil berbagai langkah untuk mencegah perampokan makam. Misalnya mengukir kutukan di pintu untuk menakut-nakuti calon penjarah. Beberapa makam, seperti kompleks piramida Djoser, diisi dengan puing-puing untuk menghalangi jalan menuju ruang makam.
Selama Kerajaan Baru (sekitar tahun 1550 hingga 1070 SM), para penguasa dimakamkan di bawah tanah alih-alih di piramida di atas tanah.
Pekerja yang bertugas membangun makam tersembunyi ini tinggal di Deir el-Medina, sebuah desa di dekat Lembah Para Raja. Sifat komunitas yang terisolasi dan erat dimaksudkan untuk menurunkan kemungkinan pencurian. Tapi akhirnya hal itu justru berdampak sebaliknya, mendorong penjarahan oleh orang-orang yang ditugaskan untuk melindungi orang mati.
Pekerja yang bertugas menyegel makam memiliki akses terbaik ke harta karun yang tersembunyi di dalamnya. Mereka sering kali menjadi orang terakhir yang keluar.
“Jadi tidak ada yang tahu jika tukang segel menggeledah makam tersebut,” kata Aidan Dodson, seorang Egyptologist di University of Bristol di Inggris.
Terkadang, makam tampak tidak tersentuh, tetapi begitu peti mati dibuka, topeng emas yang pernah menghiasi wajah firaun akan hilang.
Dalam kasus lain, saat mumi dibuka, perhiasan yang ada di dalamnya hilang. Menurut Dodson, perhiasan mungkin dicuri oleh para pengumpul jenazah yang mempersiapkan jenazah untuk dimakamkan.
Baca Juga: Kisah 'Mumi Tak Sengaja' Dinasti Ming, Mengapa Dia Begitu 'Sempurna'?
Source | : | Smithsonian Magazine |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR