Nationalgeographic.co.id—Kehidupan Marie Antoinette tidak selalu mulus saat menjadi ratu. Dalam sejarah Prancis, ia menjadi salah satu tokoh publik yang sering mengalami perundungan. Media menggambarkannya bak monster yang bersenang-senang di tengah krisis ekonomi. Sang ratu bahkan menjadi korban rumor pornografi yang tidak bertanggung jawab.
Marie Antoinette bukanlah monster seperti yang digambarkan di media
Tokoh politik di masa lalu banyak mencemooh Marie Antoinette karena kebiasaan belanjanya yang boros. Publik menjulukinya “Madame Deficit”. Oleh tokh politik, Marie Antoinette digambarkan sebagai wanita bodoh yang memperlakukan bawahannya dengan hina.
Sebagian besar pembunuhan karakter ini hanya dibuat-buat. Marie Antoinette mungkin menunjukkan ketidakpekaan tertentu terhadap nilai uang di tengah krisis ekonomi. Namun dia bukan penjahat “berdarah dingin” yang digambarkan oleh para pencelanya.
“Marie Antoinette sangat menyukai anak-anak dan dikabarkan telah mengadopsi sejumlah anak saat menjadi ratu,” tulis Joe McGasco di laman Biography. Ketika salah satu pembantunya meninggal, Marie Antoinette mengadopsi putri wanita itu. Anak adopsinya itu pun menjadi pendamping putri pertama sang ratu.
Ketika seorang pengantar dan istrinya meninggal tiba-tiba, Marie mengadopsi ketiga anak mereka. Dua anak perempuan dimasukkan ke dalam biara. Sedangkan putra yang ketiga menjadi pendamping bagi putranya Louis Charles. Yang paling mengejutkan, ia membaptis dan mengasuh seorang anak laki-laki Senegal yang diberikan kepadanya sebagai “hadiah”. Padahal biasanya, anak yang dihadiahkan itu akan dipaksa bekerja.
Contoh lain dari kebaikan hatinya berlimpah. Saat sedang naik kereta, salah seorang pelayannya secara tidak sengaja menabrak seorang penanam anggur di ladang. Marie Antoinette segera keluar dari kereta untuk merawat pria yang terluka itu. Ia membayar perawatannya dan mendukung keluarganya sampai si petani anggur dapat bekerja lagi.
Bersama suaminya, Marie Antoinette memberikan bantuan keuangan kepada keluarga yang terluka dalam penyerbuan pada hari pernikahan mereka.
Louis XVI dan Marie Antoinette juga banyak memberi sumbangan untuk amal. Ia mendirikan rumah untuk ibu-ibu yang tidak menikah. Ia menjadi pelindung Maison Philanthropique, sebuah perkumpulan untuk orang tua, janda, dan tuna netra. Sang ratu dikabarkan sering mengunjungi keluarga miskin, memberi makanan dan uang. S
elama masa paceklik tahun 1787, Marie Antoinette menjual perkakas makan kerajaan untuk menyediakan gandum bagi keluarga-keluarga yang kesulitan. Konon keluarga kerajaan mengonsumsi gandum yang lebih murah sehingga akan ada lebih banyak makanan untuk dibagikan.
Semua ini bukan berarti Marie Antoinette bukan seorang pemboros yang menghabiskan uang untuk kemewahan yang tidak perlu. Meski boros, ia mampu menunjukkan kebaikan hati yang diabaikan oleh musuh-musuhnya.
Baca Juga: Krisis Ekonomi Terjadi, Bagaimana Kehidupan 4 Anak Marie Antoinette?
Marie Antoinette adalah korban pornografi yang malang
Marie Antoinette tidak terlalu populer di Prancis. Mengusut dari asal-usulnya, orang Prancis dan Austria tidak saling menyukai selama ratusan tahun di masa itu.
Melihat ke belakang, Marie Antoinette menjadi salah satu tokoh publik yang paling banyak diserang dalam sejarah Prancis. Sering kali, serangan terhadapnya mengambil corak yang sangat tidak sehat dan tidak adil. Bahkan sebelum semangat revolusioner menguasai negara itu, kritikus menerbitkan fitnah yang menyindir. “Kritikan sering kali berbau pornografi dan dimaksudkan untuk mencoreng reputasi ratu,” tambah McGasco.
Awalnya, ia diserang karena belum melahirkan pewaris kerajaan di awal pernikahannya. Namun kritikan itu juga sering kali difokuskan pada Louis XVI. Seiring berjalannya waktu, spekulasi tentang perselingkuhan Marie Antoinette pun mulai marak. Ia dituduh berselingkuh dengan saudara iparnya, jenderal angkatan darat, wanita lain, dan bahkan putranya.
Marie menjadi kambing hitam atas penyakit bangsa, dugaan kegagalan moralnya mewakili karakter kerajaan yang jelas-jelas bejat. Bagi penerbit pornografi, menjelek-jelekkan ratu menjadi situasi yang menguntungkan.
Salah satu yang paling meresahkan adalah nasib teman dekat Marie Antoinette, Putri de Lamballe. Ia merupakan pengawas rumah tangga kerajaan. Publikasi yang cabul telah menggambarkan sang putri sebagai kekasih ratu yang lesbian.
Setelah persidangan yang menegangkan, Putri de Lamballe digiring ke jalan dan diserang oleh massa yang kejam. Beberapa catatan menyebutkan mutilasi dan kekerasan seksual sebagai bagian dari serangan tersebut. Tapi catatan-catatan ini masih diperdebatkan.
Yang tidak diperdebatkan adalah bahwa sang putri dipukuli dan dipenggal, kepalanya ditancapkan pada tombak dan diarak keliling Paris. Beberapa catatan mengatakan bahwa kepala tersebut diangkat dengan nada mengejek. Marie Antoinette dilaporkan dapat melihatnya dari selnya di Menara Temple, tempat ia dipenjara.
Marie Antoinette kemungkinan memiliki kekasih selama ia menjadi ratu. Meski begitu, penyimpangan yang dikaitkan dengannya oleh para pencelanya hanyalah bahan bakar bagi api kebencian. Semua penghinaan bertujuan untuk melemahkan rezim tersebut.
Pembunuhan karakter tersebut efektif. Setelah eksekusinya dengan pada tanggal 16 Oktober 1793, massa yang marah mencelupkan sapu tangan mereka ke dalam darah ratu. Mereka bersorak ketika kepalanya yang tanpa tubuh diangkat untuk dilihat. Kekuatan pers jarang digunakan untuk tujuan yang mengerikan seperti itu.
Source | : | Biography |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR