Namun, kebijakan baru ini tentu saja tidak akan berjalan mulus. Industri pariwisata yang mengandalkan penyewaan apartemen diperkirakan akan melakukan perlawanan sengit.
Mereka kemungkinan akan mengajukan banyak tuntutan hukum untuk membatalkan larangan ini. Saat ini, tercatat ada sekitar 10.000 apartemen di Barcelona yang resmi disewakan untuk wisatawan. Sayangnya, masih banyak lagi apartemen serupa yang beroperasi secara ilegal, meski terdaftar di berbagai platform penyewaan liburan.
Bagaimana kita bisa membangun kota yang benar-benar milik warga jika para pemilik properti, baik itu apartemen, toko, atau restoran, hanya peduli pada keuntungan pribadi mereka?
Investor asing yang membeli bangunan-bangunan di sekitar tempat wisata utama semakin sulit diajak berkompromi. Mereka hanya melihat keuntungan, tanpa peduli dengan dampaknya pada masyarakat.
Lihat saja apa yang terjadi dengan pantai kita. Sebelum Olimpiade 1992, pantai kita hampir tidak ada. Daerah pesisir utara pelabuhan dulu kumuh dan penuh pabrik.
Namun, setelah Olimpiade, kita berhasil mengubah kawasan itu menjadi pantai yang indah sepanjang 5 kilometer. Pantai ini menjadi tempat favorit bagi warga lokal maupun wisatawan. Contoh ini menunjukkan bahwa perencanaan kota yang baik bisa mengubah wajah sebuah kota.
Sayangnya, keindahan pantai kita kini dikuasai oleh bisnis pariwisata besar. Hotel-hotel mewah, kapal pesiar, dan restoran cepat saji berjejer di sepanjang pantai. Akibatnya, semakin sedikit warga lokal yang mampu tinggal di kawasan pesisir.
"Ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih bijaksana dalam mengelola pariwisata agar tidak merugikan masyarakat," tegas Xaxàs.
Kota ramah yang kehilangan keunikannya
Barcelona selalu dikenal sebagai kota yang terbuka dan ramah. Sebagai pintu gerbang menuju Mediterania, kota ini telah menjadi rumah bagi beragam budaya dan etnis.
Banyak pekerja dari berbagai penjuru Spanyol dan dunia yang berkontribusi dalam pembangunan dan kehidupan kota ini. Bahkan, sekitar 25% penduduk Barcelona adalah warga asing.
Namun, kesuksesan pariwisata yang semakin pesat justru mengancam identitas asli kota. Pada tahun 2023 saja, Spanyol berhasil menarik 85,1 juta wisatawan, meningkat 19% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah wisatawan yang sangat signifikan ini membuat Barcelona dan kota-kota wisata lainnya di Spanyol kehilangan keunikan dan daya tarik aslinya.
Akibatnya, banyak warga Barcelona yang merasa terganggu dan mulai menunjukkan sikap penolakan terhadap wisatawan. Mereka menyuarakan pendapat agar jumlah wisatawan dibatasi.
Beberapa bahkan mendukung penutupan bandara dan pelabuhan untuk mengurangi jumlah kedatangan wisatawan. Proyek-proyek seperti ini mendapat dukungan dari banyak warga, termasuk walikota yang baru-baru ini mengusulkan pembatasan jumlah kapal pesiar.
Membatasi akses wisatawan saja tidak cukup untuk mengembalikan Barcelona yang dulu. Kota kami adalah pusat seni, budaya, dan kuliner modern. Mengisolasi diri bukanlah solusi.
"Yang kita butuhkan adalah edukasi. Kita harus membuat wisatawan dan industri pariwisata sadar bahwa perlakuan mereka terhadap kota kita seperti taman bermain sangatlah merugikan. Mereka harus menghormati masyarakat yang tinggal di sini," harap Xaxàs.
Jika wisatawan dan industri pariwisata bisa lebih menghargai komunitas lokal, semua pihak akan diuntungkan. Wisatawan akan mendapatkan pengalaman yang lebih bermakna, seperti berteman dengan warga lokal dan membawa pulang kenangan yang tak terlupakan.
KOMENTAR